AI Memberi Manfaat Sekaligus Bisa Memberi Ancaman Bagi Manusia

Guru Besar UGM Prof Dr Ir Ridi Ferdiana ST MT IPM memaparkan soal AI dalam program sekolah wartawan di UGM. (Foto: Dok Humas UGM)

YOGYAKARTA – Kehadiran Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi AI bisa memberikan manfaat namun di sisi lain dapat menimbulkan ancaman bagi manusia dan kemanusiaan.

Guru Besar UGM, Prof. Dr. Ir. Ridi Ferdiana, S.T., M.T., IPM., menyampaikan kehadiran AI memudahkan pekerjaan manusia, membantu lebih kreatif dan lebih produktif. Namun AI bisa menimbulkan ancaman besar saat ada pihak-pihak yang mengembangkan varian baru AI yang menyalahi etika.

“AI jadi berbahaya ketika ada orang pintar yang paham AI dan membuat varian baru AI yang menyalahi etika seperti terkait dengan privasi seperti perubahan muka dan sebagainya. Itu bahaya yang paling mengerikan,” paparnya saat menyampaikan paparan terkait Open AI dan Chat GPT dalam Sekolah Wartawan, Senin (26/6).

Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM ini menyebutkan, kondisi tersebut tidak bisa dicegah. Oleh sebab itu harus ada counter measure untuk mengatasi persoalan ini. Misalnya ada peneliti-peneliti AI yang mampu mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi dan memasukkan ke aturan yang bertanggungjawab terkait AI. Dengan begitu, saat timbul kejadian penyimpangan bisa dilakukan penindakan secara hukum.

Baca Juga:  Ngawi Salah Satu Kabupaten Penghasil Padi Terbesar di Jatim

“Begitu ada skenario menyimpang dan belum ada aturan ya dibebaskan. Jadi kebayangkan penyalahgunaannya jadi harus ada counter measure dan ditutup aturan,” tutur pakar teknologi informasi ini.

Ridi mengatakan perkembangan AI berjalan cukup pesat dan hal tersebut sulit untuk dicegah. Sebab, beberapa konsep AI sudah bersifat terbuka dan dikembangkan oleh siapa saja. Kendati begitu akses terhadap AI bisa dibatasi salah satunya seperti AI face recognition.

“Ke depan AI seperti kepemilikan senjata api yang harus berizin. Untuk AI yang sifatnya terbuka/umum silahkan digunakan, tetapi AI yang spesifik yang berpotensi mengalami kelalaian mekanismenya akan ada perizinan dan ini sudah dilakukan,” urainya.

Saat disinggung tentang penggunaan AI di dunia pendidikan, Ridi mengatakan, kemunculan AI justru menjadi titik transofrmasi bagi pendidik dan hal itu tak bisa dihindari lagi. Menurutnya, AI membawa kemajuan terutama untuk hal-hal yang bersifat produktivitas. Hanya saja yang menjadi persoalan utamanya adalah dunia pendidikan saat ini tidak bisa lagi menggunakan pendekatan penilaian secara konvensional. Penilaian diubah dengan sistem yang tidak dapat dipelajari oleh mesin. (*)

Baca Juga:  SMSI Sumut Minta Poldasu Tangkap Pelaku Penganiayaan Ketua SMSI Madina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *