KULONPROGO – Bersepeda melewati rute jalan perkampungan, sawah, memang mengasyikkan. Rute jarak pendek, sekitar tiga kilometer memungkinkan ditempuh tak sampai dua jam. Kaki tak terlalu letih buat mengayuh, masih bisa ngobrol santai sembari nggowes.
Wiradesa.co mencoba mengayuh sepeda gunung dengan rute jarak pendek, bersama beberapa pemuda Padukuhan Karangwetan Salamrejo, Sentolo beserta pemilik Padepokan Kilen Lepen Edy Cahyono, Sabtu 18 Februari 2023. Pagi itu butuh waktu beberapa saat menunggu hujan reda. Suguhan segelas teh hangat, puding pisang, menemani duduk-duduk di Joglo sembari menyiapkan sepeda. Menambah angin, mengelap sepeda, sekalian memasang tempat minum.
“Nyepedanya paling dua sampai tiga kilometer. Kalau mau cepat nggak sampai satu jam. Tapi bila mau santai tak buru-buru bisa lebih lama,”kata Edy Cahyono.
Sepuluh sepeda gunung tersedia di Padukuhan Karangwetan. Sepeda disediakan bagi pelancong yang ingin menikmati wisata desa di Karangwetan Kalurahan Salamrejo Sentolo.
Waspodo, warga Karangwetan yang menemani nyepeda mengatakan, rute ditempuh melalui jalan cor, kondisi baik meski ada beberapa ruas jalan yang agak rusak dan belum dicor blok. Tepat pukul 08.30, berangkat dari Padepokan Kilen Lepen. Selain Waspodo, ada pula Farida dan Iko, warga Karangwetan yang turut menggowes bareng.
Sembari mengayuh sepeda, Waspodo mengarahkan rute yang harus dilalui. Setelah melewati jalan Padukuhan Karangwetan, perjalanan melalui Mentobayan dan Klebakan. Sebelum traffick light Ngelo belok kiri melewati jalan tanah berbatu belakang Pasar Sentolo Baru, dan menuju jalur kawasan Industri Ndudukan. Perjalanan selanjutnya kembali ke Padepokan Kilen Lepen via Sendang Klampok di Padukuhan Kidulan.
“Di Karangwetan dan padukuhan sekitar sepanjang rute sepeda banyak potensi menarik yang dapat dikulik,” terang Waspodo.
Waspodo menyebut, di Salamrejo terdapat kuliner sengek, home industri bakpia, serta produk unggulan olahan jagung oleh kelompok wanita tani di Padukuhan Klebakan. Juga terdapat kerajinan serat alam. “Di sepanjang jalur sepeda, hampir setiap rumah warga ada kerajinan serat alam. Begitu ketuk pintu akan ketemu dengan perajin,” ujarnya.
Mengembangkan wisata desa dan desa wisata, lanjutnya, para pemuda desa khususnya para anggota karangruna terlebih dahulu harus tahu potensi wilayahnya serta mampu menjelaskan kepada wisatawan. Menurut Waspodo, dengan segala kekayaan alam yang ada, pengembangan wisata desa dan desa wisata sangat mungkin dilakukan.
Apalagi beberapa kali wisatawan asing tercatat pernah singgah dan melihat atraksi wisata di Salamrejo. Dituturkan, wisatawan dari Korea pernah datang ke Salamrejo belajar nggamel dan mendalang. Pernah pula ada wisatawan yang datang belajar jemparingan dan melihat sentra kerajinan serat alam.
“Banyak yang harus dibenahi sebelum berpromosi ke luar. Butuh penataan, pembenahan juga pelatihan SDM guna menunjang agenda wisata desa dan desa wisata,” pungkasnya. (Sukron)