Bank Sampah “Ngudi Berkah” Membantu Perekonomian Warga Minggiran

Pengemasan sampah di Bank Sampah “Ngudi Berkah” Minggiran yang akan disetorkan ke Bank Sampah Induk (BSI) Kota Yogyakarta pada Minggu ke-2 Oktober 2025. (Foto: Titi P)

YOGYAKARTA – Keberadaan Bank Sampah “Ngudi Berkah” di Minggiran benar-benar dirasakan membantu perekonomian warga. Karena warga yang menjadi nasabah, memperoleh pendapatan tak terduga dari setoran sampah keluarga.

Ibu Sri, yang menjadi salah satu nasabah Bank Sampah “Ngudi Berkah” merasa terbantu memiliki tabungan di bank sampah. Karena tabungannya bisa diambil sewaktu-waktu, saat memerlukan dana mendesak.

Bank Sampah “Ngudi Berkah” memiliki 85 orang nasabah. Para nasabahnya tidak hanya warga dari RW 16 Minggiran, Suryodiningratan, saja, tetapi juga dari luar RW, bahkan ada yang dari luar kampung.

Pegiat Bank Sampah “Ngudi Berkah” Titi Pratistiyani menjelaskan dari 85 orang nasabah, sekarang yang aktif 15 sampai 30 orang. Sedangkan penimbangan sampah dilaksanakan dua kali sebulan, pada minggu ke-dua dan minggu ke-empat.

Sampah anorganik yang disetorkan ke bank sampah, meliputi sampah plastik (botol, galon, dirigen, dan lainnya), besi, dan kertas. Hasil dari penimbangan, uangnya dimasukkan langsung ke tabungan nasabah.

Pencatatan jumlah sampah yang disetorkan nasabah. (Foto: Titi P)

Pihak Bank Sampah hanya mengambil 10 persen, untuk beli karung, buku, dan kebutuhan administrasi. “Prinsipnya kami ingin membantu perekonomian warga. Hasil dari setoran sampah menjadi pendapatan lain-lain atau pendapatan tak terduga keluarga,” ujar Titi Pratistiyani, Rabu 15 Oktober 2025.

Baca Juga:  Jumat Berkah, Lurah Condongcatur Sediakan 140 Porsi Makanan Gratis

Pengurus Bank Sampah “Ngudi Berkah” yang beralamat di Minggiran MJ II/1391 RT 59 RW 16 Kelurahan Suryodiningratan, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta, semuanya perempuan, ibu-ibu. Mereka memiliki visi sama, berjiwa sosial serta bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

Jumlah pengurusnya 9 orang dan relawan 3 orang. Pengurus itu mengurusi organisasi. Sedangkan relawan itu membantu jika ada kegiatan. Mereka semua berjiwa sosial. “Mengurusi bank sampah itu jika orientasinya uang atau mendapatkan materi maka biasanya gagal atau tidak bertahan lama,” tegas Mbak Titi.

Sampah plastik, besi, dan kertas yang disetorkan ke Bank Sampah “Ngudi Berkah”. (Foto: Titi P)

Nasabah Bank Sampah “Ngudi Berkah” bisa mengambil tabungannya setiap saat. Jika nasabah perlu dana mendesak, misalnya untuk bayar sekolah, biaya kesehatan, atau lainnya, bisa ambil tabungannya.

Sistem yang diberlakukan di Bank Sampah “Ngudi Berkah” benar-benar ingin membantu perekonomian warga. Karena ada bank sampah yang menerapkan sistem sedekah, periodik, dan lainnya. Dengan sistem periodik, maka nasabah baru bisa mengambil tabungannya pada periode tertentu. Tidak bisa sewaktu-waktu mengambil tabungannya.

Keberadaan Bank Sampah “Ngudi Berkah” tidak hanya bermanfaat bagi kebersihan lingkungan, tetapi juga menjadi solusi untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Yogyakarta dan yang tidak kalah penting membantu perekonomian warga. Karena nasabahnya memperoleh pendapatan tidak terduga dari sampah yang disetorkannya. (Ono)

Tinggalkan Komentar