YOGYAKARTA – Kejahatan jalanan bermodus gendam umumnya sering terlambat disadari oleh para korban. Sebagai mana kejadian yang menimpa Bu Surat (63), warga Notoyudan, Ngampilan.
Wanita lanjut usia yang bekerja sebagai tenaga kebersihan dan mukim di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY Gambiran Yogyakarta tersebut terperdaya aksi tiga orang lewat modus gendam.
Diceritakan kepada Wiradesa.co, Jum’at pagi (4/12/2020) seperti biasanya dia mengerjakan tugas menyapu halaman depan kantor tempat para wartawan berkumpul. Tiba-tiba ia didatangi seorang lelaki yang baru turun dari mobil dengan alasan menanyakan arah jalan menuju Kraton Yogyakarta. Tanpa curiga meski masih terlalu pagi sekitar pukul 06.00 WIB, Bu Surat menunjukkan arah jalan sebagai mana dimaksudkan oleh orang itu.
“Orang itu lalu memanggil saya untuk mendekat, karena ada seorang kiai di dalam mobil yang ingin ketemu saya. Semula saya tidak mau, tapi dia bilang kiai itu mau bicara sebentar. Karena rikuh akhirnya saya mendekat ke mobil,” tutur Bu Surat yang setelah diajak salaman dengan pelaku yang menyaru sebagai kiai serta-merta menurut ketika disuruh masuk dan duduk di dalam mobil.
Tak lama, cuma sebentar kejadiannya. Bu Surat diminta melepas perhiasan cincin dua buah yang berada di jari tangannya. Alasannya agar cincin itu tidak kena keringat. Supaya aman, dimasukkan ke dalam kotak sabun yang dijanjikan akan diberikan kepada Bu Surat untuk menjaga kesehatannya. Setelah mencopot dan menyerahkan dua cincin, oleh pelaku dimasukkan ke dalam kotak sabun.
“Saya juga melihat sendiri orang itu memasukkan dua cincin saya ke dalam kotak sabun itu yang kemudian diberikan ke saya,” cerita Bu Surat yang mengalami kerugian cincin emas kurang lebih 4 gram senilai Rp2,5 juta.
Entah karena kekuatan apa, begitu menurut Bu Surat dirinya seperti menurut dengan semua yang diucapkan oleh pelaku yang mengenakan pakaian gamis dan bersorban layaknya orang alim. Bahkan dengan fasih orang itu mendoakan kesehatan serta keselamatan bagi keluarga Bu Surat yang diamini secara khusyuk oleh kedua temannya yang duduk di depan. “Saya dipesan agar membuka bungkusan sabun itu sesudah selesai waktu salat Jumat,” tambahnya.
Setelah menerima kotak sabun itu, Bu Surat melanjutkan pekerjaan. Menyapu dan masuk ke dalam untuk menyimpan sabun pemberian pelaku.
“Saya baru ingat sekitar jam dua siang dan langsung membuka kotak yang tadi untuk menyimpan dua cincin saya. Tapi setelah saya buka ternyata isinya sabun dan uang logam seribuan,” ujarnya seraya menyadari kalau dirinya sudah kena gendam.
Bu Surat mengaku sama sekali tak ingat nomor plat mobil pelaku. Akhirnya Bu Surat berusaha ikhlas, meski harta kekayaan itu sebenarnya tabungan selama bekerja sebagai tenaga bersih-bersih dan menunggu kantor PWI DIY. Terkait dengan kejadian itu Bu Surat mengatakan, dirinya belum melaporkan apes yang menimpanya ke Polsek Umbulharjo. (Sukron)