Jogja Buana melakukan pembiakan atau breeding domba di Diro, Sendangmulyo, Minggir, Sleman. Breeding domba indukan jantan Dooper dan betina Cross Texel diharapkan menghasilkan anakan Dooper F2.
Usaha breeding domba tersebut tidak hanya menghasilkan anakan berkualitas, tetapi juga kotoran hewan (kohe) dan urine. Hasil pupuk dari kohe domba dan urine domba, selanjutnya untuk menyuburkan tanah kritis atau tanah marginal di Kalurahan Sendangmulyo.
“Sebenarnya usaha kami yang utama, ingin melaksanakan konservasi tanah marginal, bekas tanaman tebu yang kritis dan banyak yang dibiarkan mangkrak di Minggir Sleman, agar kembali sehat dan subur,” ujar Guron Septoharjo, alumni Teknik Geodesi UGM, Minggu 13 Oktober 2024.
Namun usaha konservasi tersebut, dibarengi dengan usaha pertanian terpadu, salah satunya usaha ternak domba. Perpaduan antara konservasi tanah dan ternak domba itu dilakukan, agar biaya konservasi yang besar, bisa tertutup dengan hasil usaha pembiakan domba dan usaha lainnya.
Guron Septoharjo bersama M. Zaim Nurhidayat dan Sofyan Hadi yang semuanya alumni Teknik Geodesi UGM, dalam memanfaatkan lahan kritis, tidak hanya untuk usaha ternak hewan saja, tetapi juga untuk menanam buah alpukat, cabai, pembuatan pupuk, dan penyediaan bank pakan.
Berdasarkan papan yang terpampang di kandang, pada 22 Agustus 2024 terdapat domba indukan beranak 10 ekor, anakan 11 ekor, indukan tak beranak 8 ekor, indukan bunting 14 ekor, indukan dan anak 1 ekor dan 1 ekor, serta pejantan 3 ekor. Pemberian pakannya setiap pagi dan sore.
Jadwal memberi pakan, pagi untuk kandang 01 jumlah pakan 7 kg untuk kambing yang beranak. Kemudian kandang 02 berjumlah 4 kg untuk kambing yang beranak. Kandang 03 berjumlah 8 kg untuk kambing yang janda tak beranak. Kandang 05 berjumlah 11 kg untuk kambing yang bunting, dan kandang F dengan jumlah pakan 4 kg.
“Sebagai penjaga domba, kita harus paham dengan karakter domba yang dipeliharanya. Karena ada domba yang jika diberi pakan, tidak makan di depannya, tetapi makan dulu di sampingnya. Sehingga mengganggu domba yang ada di kanan kirinya,” papar Basuki, pemelihara domba di kandang Jogja Buana, Minggu (13/10/2024).
Selain mengenal karakter domba, pemelihara juga harus peka terhadap pakan yang diberikan. Apakah pakan itu mengandung nutrisi yang diperlukan domba. Apakah nutrisinya cukup untuk memenuhi kebutuhan domba. Cirinya, jika domba belum jam memberi pakan, sudah ramai embek-embek, maka bisa dipastikan pakan yang diberikan sebelumnya tidak cukup nutrisi.
Dengan pakan berkualitas, kandang bersih, dan pemeliharaan yang bagus, maka hasil breeding domba juga menghasilkan peranakan berkualitas. Sehingga nantinya Jogja Buana mampu menghasilkan peranakan domba berkualitas tinggi di wilayah Minggir, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Ono)