GUNUNGKIDUL – Tanaman hias Bonsai memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Bonsai yang sudah jadi harganya bisa mencapai puluhan sampai ratusan juta rupiah. Bahkan ada satu Bonsai ditawar Rp 2,5 miliar. Sungguh fantastis.
Dengan tinggi nilai ekonomisnya, sejumlah warga di Kalurahan Gari, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menekuni usaha tanaman hias Bonsai. Bahkan mereka membentuk paguyuban Seniman Dongklak Desa Gari (SDDG).
Warga pembuat Bonsai di desa yang dulu terkenal dengan tobong gampingnya itu bangga menyebut dirinya seniman. Karena Bonsai tidak hanya tanaman hias, tetapi karya seni bernilai tinggi. Bonsai kental dengan budaya dan sangat dihargai di negara Jepang dan China.
Lantas kenapa harga Bonsai itu mahal? Ada sejumlah faktor yang menyebabkan tanaman hias Bonsai bernilai tinggi. Penyebabnya, antara lain usia dan kelangkaan tanaman. Semakin tinggi usia dan semakin langka jenis tanamannya, maka semakin mahal harganya.
Penyebab lainnya, karena Bonsai itu karya seni, maka keindahan dan keasrian menjadi penunjang atau pendongkrak harga Bonsai. Semakin indah dan asri, maka semakin tinggi nilai ekonomisnya.
Para seniman Bonsai di Kalurahan Gari yang sudah bertahun-tahun menekuni tanaman hias kerdil itu menemukan cara membuat Bonsai berharga mahal. Setidaknya ada lima tahap yang dijalankan para seniman dongklak.
Ketua Seniman Dongklak Desa Gari, Wahyu Andri Prasetyo, memaparkan setidaknya ada lima tahap jika ingin membuat Bonsai bernilai ekonomis tinggi. Tahap pertama, dongkelan. Mendongkel tanaman yang ingin dibuat Bonsai. “Dongklak yang bernilai seni tinggi itu kini sudah sulit ditemukan di wilayah Gunungkidul,” ujar Andri saat ditemui Wiradesa.co di rumahnya Gondangrejo RT 04 RW 04 Gari, Wonosari, Gunungkidul, Senin 7 November 2022.

Halaman rumah Andri penuh dengan tanaman hias Bonsai. Jenis tanaman yang dibonsai bermacam-macam, antara lain ada jenis tanaman Serut, Ringin, Amplas, Loa, dan Bodi. Menurut Andri, Bonsai tanaman Serut beberapa tahun terakhir ini banyak diburu kolektor Bonsai.
Tahap kedua, dongklak disungkup atau ditutupi plastik. Langkah ini dilakukan, agar tanaman cepat bertunas. Setelah tumbuh tunas yang panjangnya sekitar 4 sampai 5 centimeter, plastiknya dibuka sedikit atau dilubangi. “Lebih bagus kalau membuka plastiknya di malam hari,” ujar Andri.
Selanjutnya tahap ketiga, membuka semua bungkusan plastik. Setelah tunas berusia 2 atau 3 hari, bungkusan plastik pada tanaman yang akan dibonsai dibuka semua. Kemudian dibiarkan tanaman tumbuh subur. Biarkan batang membesar dan tumbuh ranting-rantingnya.
Tahap keempat, mengganti media tanam. Umumnya para seniman dongklak di Gari menggantinya dengan media pasir kali. Karena media ini poros atau membuat air tidak menggenang.
Kemudian tahap kelima, mengganti media tanam. Setelah 9 bulan, media pasir kali diganti dengan media yang mengandung nutrisi yang diperlukan tanaman hias. Selanjutnya tinggal perawatan dan membentuk tanaman agar terlihat indah, alamiah, dan tersirat kelangkaannya.
Semakin indah, alamiah, langka, dan umurnya tua, maka nilai harga Bonsai akan semakin tambah naik. Usia Bonsai bisa sampai puluhan, hingga ratusan tahun. Makanya Bonsai bisa menjadi investasi yang menguntungkan di masa depan. (Ono)








