Desa Qur’an Cetak Generasi Alquran Mandiri Pangan

Santri mandiri. (Foto: Ilustrasi)

PALEMBANG – Desa Qur’an yang digagas Yayasan Rumah Tahfidz Yatim Piatu Dhuafa (RTYD) tidak hanya mendidik para santri tentang agama Islam saja, tetapi juga menyiapkan mereka untuk mandiri di bidang pangan.

“Konsep pendidikan Desa Qur’an sesuai dengan program Pemprov Sumsel,” ujar H. Herman Deru, Gubernur Sumatera Selatan, saat meluncurkan Desa Qur’an di Palembang, Kamis 14 April 2022.

Untuk itu, Gubernur Sumsel meminta Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan untuk memberi perhatian khusus. Karena pendidikan yang diajarkan di Desa Qur’an berbedan dengan yang lain. “Di sini tempat pendidikan agama Islam terpadu dengan tema alam,” tegas Herman Deru.

Biasanya tempat pendidikan agama Islam itu konsepnya Arabian. Namun pendidikan Desa Qur’an sangat berbeda dan ini menandakan Islam itu agama yang tidak kaku.”Kami mengapresiasi langkah yang dilakukan para penggagas Desa Qur’an,” ungkap Gubernur Sumsel.

Kepala Desa Qur’an Rumah Tahfidz Yatim Dhuafa, Muhammad Safii menegaskan Desa Qur’an berkeinginan mencetak generasi Alquran yang memiliki jiwa kemandirian pangan. Sehingga pendidikan yang diajarkan meliputi kegiatan formal dan informal.

Baca Juga:  Jemari Batang Merah yang Tetap Gagah

Kegiatan informal, antara lain bagaimana para santri mampu memanfaatkan lahan untuk memenuhi pangannya sendiri. Syukur hasilnya bisa untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Caranya dengan menanam sayur mayur, buah-buahan, budidaya ikan, dan memelihara ayam atau kambing.

Saat ini ada 400 anak yang menjadi santri di Desa Qur’an, meliputi 54 anak yatim piatu dan 346 anak dhuafa. Para santri disiapkan untuk menjadi penghafal Alquran, berakhlak mulia, dan berjiwa wirausaha. Sehingga nantinya mereka tidak hanya ahli agama, tetapi juga mampu hidup mandiri di masyarakat. (*) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *