BUDIDAYA ikan belut menggunakan terpal, caranya mudah, biayanya murah, tetapi hasilnya melimpah. Sehingga usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan bergizi tinggi ini layak dicoba oleh warga, khususnya para sedulur desa.
Ada lima langkah yang perlu diperhatikan untuk budidaya belut. Kelima cara itu, diawali dengan persiapan budidaya menggunakan kolam terpal, media untuk hidup belut, penebaran bibit belut, pemberian pakan, dan masa panen.
Media SK TV menjelaskan, pertama perlu disiapkan kolam terpal berukuran 4 meter x 5 meter x 1 meter. Karena di dalamnya nanti ada lumpur dan media hidup belut yang lain, maka kolam terpal perlu diberi penyangga. Selain itu dibuat mengerucut dan diberi selang untuk pembuangan limbah.
Kemudian langkah selanjutnya menyiapkan media hidup belut. Ada tiga lapisan yang disiapkan, yaitu gedebog pisang setebal 5 centimeter, jerami padi 5 centimeter, dan lumpur setebal 10 centimeter. Kemudian direndam air setinggi 10 centimeter, selama 30 hari agar terfregmentasi atau medianya matang.
Seterusnya dilakukan penebaran bibit belut. Panjang bibit belut antara 12 sampai 15 centimeter. Setiap 1 meter persegi diberi 25 bibit belut. Usahakan besarnya belut sama. Cara tebarnya sedikit demi sedikit atau perlahan-lahan. Sebaiknya waktu tebar bibit pagi atau sore. Jika pagi sebelum pukul 08.00.
Setelah itu perlu memperhatikan pemberian pakan belut. Sebaiknya sebelum bibit belut ditebar, media hidup belut, diberi keong, bekicot, dan cacing. Biar makanan belut ini berkembang dulu di media hidup belut. Pakan lain yang disukai belut, antara lain kecebong, jentik, dan makanan buatan, seperti pelet.
Cara terakhir, masa panen belut. Waktu panennya sekitar 3 sampai 4 bulan. Panjang belut antara 30 sampai 50 centimeter. Sedangkan beratnya perkilogram berisi 3 sampai 5 ekor belut. Umumnya para pembudidaya belut, akan memanen ketika sudah 3 bulan. Karena semakin lama pemeliharaannya, akan semakin tinggi biaya produksinya.
Penghitungan Pendapatan
Modal usaha awal yang dikeluarkan Rp 4.800.000 meliputi pembelian kotak terpal 4 unit Rp 2.000.000, media hidup belut Rp 1.500.000, pompa air 1 unit Rp 500.000, dan peralatan budidaya lainnya Rp 800.000.
Kemudian biaya produksi meliputi pakan terdiri dari keong, cacing, bekicot Rp 16.000.000, benih bibit belut 240 kilogram 2 kali tebar seharga Rp 8.400.000, tenaga kerja 2 orang Rp 7.200.000, listrik Rp 500.000, dan penyusutan lainnya Rp 1.300.000. Sehingga totalnya Rp 33.400.000.
Sedangkan pendapatan, 240 kilogram x berat awal x Rp 35.000 = Rp 50.400.000. Jika dikurangi biaya produksi sebesar Rp 33.400.000, maka hasil yang didapatkan pembudidaya belut sebesar Rp 17.000.000. Hasil yang lumayan untuk menambah pendapatan keluarga. (*)