DMI Condongcatur Gelar Sarasehan Masjid Ramah Remaja dan Ramah Anak

Foto: Istimewa

SLEMAN-Dalam rangka menghadirkan masjid yang ramah bagi remaja dan anak di tengah perubahan zaman, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Ranting Condongcatur menyelenggarakan sarasehan bertema “Masjid Ramah Remaja dan Anak” bertempat di Ruang Wacanaloka Kalurahan Condongcatur, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Sarasehan diikuti Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) /takmir masjid se-Kalurahan Condongcatur, Pengurus DMI Condongcatur, Kamituwa Condongcatur dan menghadirkan narasumber, Nyadi Kasmoredjo praktisi remaja dan dan anak.

Ketua DMI Ranting Condongcatur, Suyono menyampaikan apresiasi kepada Pemerintan Kalurahan Condongcatur yang telah memberikan dukungan penuh terhadap program dan kegiatan DMI Condongcatur.

Pada kesempatan tersebut, DMI Condongcatur mengajak seluruh takmir masjid se-Condongcatur untuk lebih kompak dalam melaksanakan visi membangun masjid yang ramah remaja dan anak.

“Betapa luar biasanya potensi kemanfaatan yang dapat dirasakan jika masjid-masjid yang ada di wilayah Kalurahan Condongcatur dapat kompak, terutama bagi remaja dan anak untuk giat dalam ikut memakmurkan masjid,” ucap Suyono.

Kamituwa Condongcatur, Al Thouvik Sofisalam, A.Md menyambut baik kegiatan sarasehan ini. Ia mengatakan, takmir masjid diharapkan menjadi pelopor dalam menciptakan masjid yang ramah remaja dan ramah anak.

Baca Juga:  Gelar Donor Darah, PWI Kabupaten Sleman Siapkan Doorprize Sepeda

“Memang tidak jarang remaja dan anak terkadang membuat kegaduhan di masjid sehingga mengurangi kekhusukan kita dalam beribadah, tetapi hal tersebut masih wajar namun demikian kita harus dapat menyikapinya dengan bijak,” ungkap Al Thouvik.

Selanjutnya, Ustadz Nyadi Kasmoredjo selaku narasumber dan praktisi remaja dan anak dalam pemaparannya mendorong DKM/takmir masjid untuk peka dan kreatif dalam menyikapi berkurangnya antusias remaja dan anak-anak datang ke masjid.

“Remaja dan anak saat ini sangat berbeda dan membutuhkan perlakuan yang hati-hati. Jika salah langkah maka justru bisa berpotensi menjaukan mereka dari masjid,” jelas Nyadi.

Lebih lanjut ia menambahkan, permasalahan ini merupakan hal yang jamak terjadi di masjid-masjid manapun berada.

“Penyebabnya antara lain pola asuh orang tua, teguran yang tidak empatik selanjutnya tidak adanya program dari takmir yang dapat menarik bagi remaja dan anak serta distraksi pergaulan dan pengaruh media sosial. Untuk mengatasi hal tersebut masjid perlu bertransformasi menjadi inklusif serta memiliki visi ramah anak. Hal tersebut tentunya harus melibatkan semua pihak yakni keluarga, masyarakat serta masjid itu sendiri,” sambungnya.

Baca Juga:  Muhammadiyah Jogja Expo #3 Jalin Sinergi Amal Usaha Muhammadiyah

Takmir masjid dapat menghadirkan masjid yang ramah remaja dan ramah anak dengan beberapa cara. Antara lain dengan menyediakan fasilitas bermain, fasilitas ini dapat membuat anak-anak merasa nyaman dan senang berada di masjid. Selanjutnya takmir masjid meningkatkan keterlibatan remaja dalam kegiatan kepanitiaan di masjid tak kalah penting dengan meningkatkan kualitas pelayanan sepeti menyediakan fasilitas wifi, konsumsi, dan toilet yang bersih serta aman bagi anak-anak dan wanita.

“Pelayanan yang baik dapat membuat jemaah merasa nyaman dan betah berada di masjid dan terpenting dengan mengembangkan kemampuan takmir itu sendiri dengan pelatihan dan sosialisasi kepada takmir masjid tentang urgensi masjid ramah anak dan remaja, sehingga takmir masjid dapat memahami dan mengimplementasikan konsep masjid ramah anak dan remaja dengan baik,” lanjutnya.

Melalui kegiatan ini, Ahmad Fathoni selaku Sekretaris DMI Condongcatur berharap DKM/takmir masjid di Condongcatur dapat memiliki pemahaman yang baik tentang konsep masjid yang ramah remaja dan ramah anak. Pada akhirnya masjid menjadi lebih makmur dan menjadi rumah kedua bagi remaja serta anak, sehingga potensi-potensi negatif dari perkembangan lingkungan dapat diminimalisir terutama pada remaja dan anak. (*)

Tinggalkan Komentar