Dukung Ekonomi Masyarakat, Balai Perbenihan Kehutanan DIY Kembangkan Bibit Nangka, Petai dan Sirsak

Plt Kepala Balai Perbenihan Kehutanan DLHK DIY Fery Maryulianti SP bersama peserta forum diskusi publik. (Foto: Istimewa).

DALAM rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik Balai Perbenihan Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY menyelenggarakan forum konsultasi publik, Senin 24 Februari 2024. Acara yang berlangsung di Aula Adipura DLHK setempat dihadiri sejumlah kalangan: perwakilan dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu, akademisi, LSM, media massa dan perwakilan perusahaan penyedia bibit tanaman.

Plt Kepala Balai Perbenihan Kehutanan DLHK DIY Fery Maryulianti SP mengatakan, Balai Perbenihan Kehutanan DIY memberi layanan bantuan bibit tanaman kehutanan kepada masyarakat. Bantuan bibit tanaman kehutanan tersebut untuk mendukung program penghijauan.

“Dalam melayani masyarakat parameter pelayanan kami dinilai oleh survei kepuasan masyarakat dengan responden pengguna layanan. Hasilnya pada 2024 nilai indeks kepuasan masyarakat sebesar 93,15 dengan kategori sangat baik,” kata Fery.

Fery menambahkan, nilai IKM dari 2020 menunjukkan konsistensi peningkatan kinerja. Nilai selalu sangat baik dengan skor antara 88,31-100.

Pada 2025 Balai Perbenihan Kehutanan DIY masih fokus pada kegiatan perbenihan tanaman hutan. Pengembangan perbenihan tahun anggaran 2025 berupa pembuatan bibit sebanyak 103.250 batang. Pembuatan bibit untuk KPH sebanyak 28.250 batang (nangka 5625 batang, petai 625 batang, dan jati 22.000 batang). Sedangkan pembuatan bibit untuk penghijauan di masyarakat sebanyak 75.000 batang.Meliputi nangka 23.000 batang, sirsak 23.000 batang . Sengon 23.000 batang, munggur 5500 batang dan jati 500 batang. Juga pembuatan bibit tanaman filosofi Yogyakarta berupa tanaman tanjung, sawo kecik, kepel, gayam, kemuning. Masing-masing 800 batang.

Baca Juga:  HUT Ke-75, Batalyon 406/Chandra Kusuma Gelar Bakti Sosial di Panti Asuhan Mandhanisiwi

Fery menuturkan para pengguna layanan bantuan bibit tidak hanya masyarakat umum tetapi menjangkau kantor dan sekolah.

Lurah Sendangtirto Berbah Amir Junawan pihaknya pada 2024 mendapat bantuan bibit sengon sebanyak 400 batang dan ditanam pada lahan kurang produktif dan terbengkalai. Tahun ini pihaknya berharap mendapat bantuan bibit tanaman dengan kualifikasi mampu menyimpan sumber air dan ada hasil buah. penanaman diantaranya di sekitar Embung Sendangtirto.

Sedangkan Panewu Samigaluh Suryantoro menuturkan bibit tanaman dimanfaatkan untuk mendukung program gerakan menghijaukan Samigaluh (Gemasi). “Tahun lalu kami mendapat bantuan 2500 bibit. Antara lain ditanam di sepanjang area DAS. Harapannya ke depan dapat bantuan bibit tanaman perkebunan dengan nilai ekonomi tinggi,” kata Suryantoro.

Fery menandaskan pihaknya mendukung penghijauan dengan menyediakan bibit tanaman perindang seperti sengon dan munggur dan tanaman bibit yang memiliki nilai ekonomi berupa bibit nangka, sirsak dan petai. “Ke depan kami akan menambah lagi bibit yang kami produksi biar biar masyarakat tambah semangat dan tertarik lagi dalam pelestarian alam,” terangnya.

Baca Juga:  Uji Coba Terbatas, Dinpar Sleman Verifikasi 100 Destinasi dan Unit Usaha Pariwisata

Pihaknya juga mendukung program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan melalui ketahanan pangan dengan penyediaan bibit yang menghasilkan buah kemudian buahnya dapat diolah. Tanaman bantuan umumnya sesuai peruntukan. Hal utama tentu tujuannya untuk kepentingan ekologi, konservasi lahan, konservasi mata air. Di samping itu bisa pula penanaman bibit dimaksudkan untuk mendapatkan nilai ekonomi.

Dr. Masrur Alatas ST., M.Eng selaku akademisi menyampaikan perlu adanya peran multipihak yaitu akademisi, pemerintah, bisnis atau swasta, komunitas, finansial atau CSR, informasi dan teknologi yang kemudian beliau singkat dengan ABGCFIT dalam format kerjasama Pentahelik dalam upaya mewujudkan dan melaksanakan filosofi Hamemayu Hayuning Bhawana, dan budaya menjaga DAS, menjaga hutan dan lingkungan lestari lintas generasi.

Pada kesempatan forum konsultasi publik tersebut juga muncul ide membentuk Coaching Clinik Budaya Lingkungan Lestari, dengan rencana pertemuan dengan multistakeholder untuk agenda 2025. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *