SLEMAN – Pelaku Event Organizer (EO) di Yogyakarta sudah siap melaksanakan event seni budaya, khususnya pentas musik. Sayangnya, belum ada kejelasan soal regulasi.
Anas Syahrul Alimi, CEO Prambanan Jazz Festival menegaskan pihaknya sudah sangat siap menggelar pentas musik. Tapi belum ada kejelasan.
“Sampai saat ini belum ada regulasi yang jelas sebagai dasar legal penyelenggaraan event,” ujar Anas Syahrul Alimi saat sosialisasi Cerita Protokol CHSE Event (Cerpen) di Kejawa Resto, Karangmloko, Ngaglik, Sleman, DIY, Kamis 21 Oktober 2021.
Anas mengeluhkan aturan yang tidak adil dalam pelaksanaan konser. Jangan kalau diselenggarakan pemerintah diijinkan, tapi mau dilaksanakan swasta tidak mendapatkan ijin. “Jika tidak adil, maka kami di luar pemerintah yang dirugikan,” tegasnya.
Perwakilan dari pemerintah, Hafiz Agung Rifai, Koordinator Strategi dan Promosi Event Daerah Kemenparekraf mengungkapkan Kemenperinkraf telah menyiapkan panduan penyelenggaraan event.
Panduan itu menjadi pegangan bagi penyelenggara event, agar melaksanakan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan. “Panduan ini bukan aturan, tapi jadi syarat pihak kepolisian dan satgas COVID-19 mengeluarkan ijin,” jelas Hafiz.
Sedangkan Gading Narendra Paksi, Direktur Program ArtJog mengingatkan pada bulan Desember biasanya akan ada event seni dan budaya di Yogyakarta. Kota Yogyakarta menjadi pilihan untuk menggelar seni budaya, misalnya Festival Film Dokumenter.
Kini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf) mensosialisasikan kampanye Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) untuk penyelenggaraan acara (event), yang menargetkan enam kota di Indonesia dengan ekosistem industri event yang berkembang. Kampanye tersebut bertujuan untuk membangkitkan semangat pelaku event di Indonesia untuk tetap berkreasi di tengah pandemi.
Sosialisasi Cerita Protokol CHSE Event (CERPEN), diselenggarakan di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Lombok. Sosialisasi CHSE ini diselenggarakan dalam tiga fase, yang dimulai pada bulan Agustus hingga November 2021. Diharapkan melalui inisiatif ini, industri pariwisata khususnya destinasi event dan ekonomi kreatif tetap berinovasi dan berkarya.
“Kita perlu membangun kembali kepercayaan masyarakat dalam menumbuhkan semangat destinasi event, pekerja kreatif, maupun ekosistem lainnya, salah satunya melalui konten yang relevan, yang dapat menghidupkan kembali geliat pelaku event yang terdampak pandemi. Karena itu, peran media lokal sangat penting untuk membantu kami mensosialisasikan informasi tentang CHSE event,” ujar Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Event.
Inisiatif sosialisasi CHSE event ini juga menggaet para pekerja kreatif untuk mensosialisasikan CHSE ke dalam bahasa daerah agar mudah dipahami oleh masyarakat setempat. Sebagai contoh, lewat kolaborasi dengan stasiun televisi lokal Jawa Timur, JTV, para pekerja kreatif di Jawa Timur mengajak penduduk setempat untuk memahami CHSE melalui sebuah acara ketoprak humor. Berbagai daerah lain di Indonesia juga melakukan sosialiasi CHSE dengan sentuhan kearifan lokal di wilayahnya masing-masing.
Kegiatan sosialisasi ini juga melibatkan konten kreator digital audio atau podcast seperti PODOAE. Lewat pendekatan yang kreatif dan menargetkan pendengar radio digital, mereka menyiarkan sandiwara radio digital dengan format podcast yang dapat dinikmati oleh para pendengar Spotify.
Sosialisasi CHSE tidak hanya berfokus untuk mempersiapkan destinasi event dan pelaku event dalam memahami protokol kesehatan dan perizinan pelaksanaan kegiatan. Sosialisasi ini juga menargetkan industri kreatif lokal untuk terus berinovasi dalam menyelenggarakan acara seni dan budaya, dengan terus mematuhi protokol kesehatan.
“Pemerintah terus melakukan upaya mitigasi semaksimal mungkin untuk menghidupkan kembali perekonomian di masa pandemi. Termasuk di dalamnya penerapan strategi ‘Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi’ dengan menerapkan tatanan kenormalan baru sehingga penyelenggaraan acara dapat berjalan dengan nyaman dan aman,” tambah Rizki.
Melibatkan berbagai media lokal di seluruh daerah di Indonesia, Kemenparekraf akan terus meningkatkan kampanye CHSE kepada masyarakat melalui acara-acara yang menarik dan bermanfaat, seperti talk show dan konten kreatif lainnya, sehingga masyarakat dapat tersosialisasi dengan baik tentang pentingnya mematuhi standar kesehatan di tatanan kenormalan baru. (*)