Forum KIM Sleman Siap Sosialisasi Migrasi Menuju Siaran TV Digital Hingga Tingkat RT dan Padukuhan

Ketua Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kabupaten Sleman, H Suripto SH MSi. (Foto: Wiradesa)

SLEMAN – Sebagai mitra pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Forum Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kabupaten Sleman siap menyukseskan program migrasi menuju siaran televisi digital yang ditandai dengan penghentian siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) mulai 30 April 2022 dan akan dilanjutkan secara bertahap di seluruh wilayah Tanah Air hingga 2 November 2022.

Menurut Ketua Forum KIM Kabupaten Sleman H Suripto SH MSi, pihaknya mulai menyosialisasikan kepada masyarakat di Kabupaten Sleman jadwal dan tahapan ASO kepada masyarakat lewat jejaring KIM di tingkat kapanewon dan kalurahan.

“Prinsipnya kami dari Forum KIM sangat setuju karena masyarakat akan mendapat layanan terbaik. Mendapat siaran televisi, mendapat informasi, tayangan berita, hiburan, pendidikan dengan kualitas gambar dan suara yang lebih baik,” kata Suripto ditemui di rumahnya di Klidon RT 06 RW 35 Kalurahan Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Minggu 5 Juni 2022.

Tugas para relawan KIM dalam menginformasikan secara getok tular secara tatap muka dan melalui media sosial dengan menyampaikan rencana penghentian siaran analog berganti siaran televisi digital yang telah dilakukan diantaranya lewat pertemuan warga di tingkat RT.

Baca Juga:  Sebanyak 12 Truk Kontainer Dikerahkan Mengangkut Logistik Pemilu 2024 dari Kapanewon Depok

“Bahwa nanti tanggal 25 Agustus atau pada ASO tahap kedua, di wilayah DIY siaran analog akan dihentikan. Sebaiknya agar segera mulai bersiap memasang perangkat Set Top Box (STB) bagi mereka yang mampu beli mandiri. Sementara bagi warga tidak mampu bisa menunggu pembagian STB dari pemerintah atau pihak yang ditunjuk,” ungkapnya.

Pembagian STB bagi warga kurang mampu mesti mendapat perhatian bagaimana agar sistem pendistribusian tepat sasaran, setelah mendapatkan STB mereka bisa memasang sehingga proses distribusi tak menuai masalah. “Apakah data yang sudah ada tentang siapa-siapa yang berhak mendapat STB gratis sudah benar-benar valid, bahwa calon penerima secara ekonomi termasuk warga kurang mampu dan kategori miskin. Apakah di rumah mereka punya pesawat televisi. Jangan-jangan televisi yang dimiliki masih hitam-putih, colokan cocok apa tidak dengan STB,” bebernya.

Apabila data kurang valid, misalnya terdata berhak menerima STB namun ternyata tak punya pesawat televisi bukan tak mungkin STB yang diberikan cuma-cuma akan dijual murah. “Kemungkinan itu bisa saja terjadi,” sambungnya.

Baca Juga:  Sosialisasi TV Digital di DIY melalui 100 Kelompok Informasi Masyarakat

Meski relawan KIM Sleman aktif di pertemuan warga pada tingkat RT dan padukuhan namun hingga saat ini belum ada data berapa RT di wilayah Sleman yang sudah dijangkau sosialisasi program migrasi siaran televisi digital dan program ASO yang tengah berjalan. “Jumlah relawan KIM se-Sleman ada 42 kelompok. Mereka tersebar pada 17 kapanewon. Satu kelompok tingkat kapanewon berjumlah 20-25 relawan sedangkan satu kelompok tingkat kalurahan beranggotakan 10-15 relawan KIM. Para anggota relawan KIM siap menyosialisasikan migrasi siaran televisi digital hingga tingkat RT dan padukuan. Pemaparan dari KPID DIY tentang hal itu sudah kami dapat dan secara garis besar langsung kami sosialisasikan pada pertemuan Forum KIM di Tempel akhir pekan lalu,” paparnya.

Disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dalam Rapat Koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kepala Daerah perihal Data Rumah Tangga Miskin dalam rangka migrasi siaran TV analog ke siaran TV digital, koordinasi ketat memang sangat diperlukan utamanya terkait data penerima STB. Mengingat perangkat televisi yang dimiliki masyarakat belum seluruhnya siap menerima layanan siaran televisi digital.

Baca Juga:  Jalin Silaturahmi, Kakankemenag Kulonprogo Kunjungi Ulama dan Pesantren

Mengutip laman kominfo.go.id, Jumat 3 Juni 2022, Menteri Johnny menyebut lembaga penyiaran swasta akan menyediakan 4,2 juta STB bagi warga miskin ditambah pemerintah melalui Kominfo menyediakan 1 juta unit STB. “Ketersediaan 5,2 juta unit (STB) harus kita pastikan cukup bagi kebutuhan STB untuk televisi-televisi masyarakat miskin yang belum digital,” harap Johnny. (Sukron Makmun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *