KEBUMEN – Peristiwa Isra dan Mikraj diabadikan Allah Swt dalam dua surat dalam Alquran yakni Surat Al Isra ayat 1 dan Surat An Najm ayat 13-18. Peristiwa Isra dan Mikraj Rosululloh Saw, sudah berlangsung lama tapi masih terus diperingati hingga saat ini saban Bulan Rajab.
Ulasan peristiwa Isra Mikraj disampaikan Dr KH Zuhrul Anam Hisyam di hadapan jamaah Masjid Baitul Mukhlasin Desa Kebulusan, Kecamatan Pejagoan, Minggu 29 Januari 2023 siang.
“Isra Mikraj peristiwa yang sudah lama dalam hitungan tahun. Peristiwa berlangsung pada 621 M. Namun hingga kini masih diperingati dan ditafakkuri,” ujar Gus Anam sapaan Dr KH Zuhrul Anam Hisyam yang juga pengasuh Pesantren Attaujieh Al Islami, Leler, Banyumas.
Peringatan Isra Mikraj sudah menjadi tradisi para jamaah ahlussunah wal jamaah di masjid, musala, pesantren. Mereka merasa terpanggil mengenang kembali peristiwa Isra dan Mikraj sebagai upaya tadabbur, tafakkur terhadap ayat-ayat Allah Swt.
“Tadabbur, tafakkur terhadap ayat-ayat Allah Swt bisa mendorong kuatnya iman dan tambahnya iman. Dengan tambahnya iman, pulang pengajian semoga tambah amal baiknya,” ucapnya.
Menurut Gus Anam, orang mukmin atau orang beriman kalau punya bekal cukup (punya ilmu) membaca Alquran akan bertambah imannya. Ia mengatakan, banyak orang luar (barat) berduyun-duyun masuk Islam karena membaca Alquran. Bahkan, lanjutnya, Islam tak terbendung di belahan dunia barat dan bahkan Gus Anam mengutip pendapat ulama dan pemikir Islam terkemuka asal Turki Syeh Said Al Nursi bahwa peradaban Islam akan lahir di barat.
“Peradaban Barat maju karena mementingkan asbab kauniyah, hukum sebab akibat. Kalau mau panen ibaratnya harus menanam. Tapi di Barat kini tengah mengandung janin Islam. Ini diramalkan Syeh Said Al Nursi seorang pemikir Islam terkemuka dari Turki,” sambung Gus Anam sembari menambahkan peristiwa Isra dan Mikraj termasuk mukjizat kubro.
Dan peringatan peristiwa Isra Mikraj, lanjut Gus Anam, bukanlah suatu kesesatan (bidah). Sebab dalam peringatan Isra dan Mikraj di dalamnya diisi dengan banyak kebaikan. Diawali datang bertemu saling bersalaman, di dalamnya dibacakan ayat Alquran, dibacakan salawat, juga dibagikan sedekah makanan atau berkat.
“Substansi atau hakikat peringatan Isra Mikraj di dalamnya penuh kebaikan. Kaum ahlussunah wal jamaah menyelenggarakan berbagai peringatan hari besar Islam Maulidan, Isra Mikraj dan lainnya sebagai upaya menyegarkan kembali keimanan agar hati tidak diliputi kejenuhan,” tandasnya. (Sukron)