MADIUN – Hama wereng dan tikus menyerang tanaman padi di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Petani dibuat pusing. Ada yang memajukan masa panen dan membabat tanaman padinya untuk pakan ternak.
Akibat serangan hama wereng dan tikus, petani di Desa Bagi, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun merugi. Sebagian petani terpaksa memajukan masa panen. Ada beberapa petani membabat tanaman bekas dimakan tikus untuk dijadikan pakan ternak.
“Dalam satu hektar biasanya bisa panen 7 sampai 9 ton padi. Kalau hari ini sangat minim sekali untuk biaya pupuk saja kemungkinan tidak impas, gagal total tidak bisa dipanen,” ungkap Agus Setiobudi, salah satu petani, kepada Koran Memo, Jumat 1 April 2022.
Padi yang dibabat adalah sisa dari serangan hama tikus yang banyak terdapat di tepian jalan dan gedung-gedung di sekitar sawah. “Tidak dimungkinkan untuk dipanen, kalaupun dipanen biaya dan hasil tidak mencukupi. Daripada menunggu lama lebih baik dibabat untuk pakan,” tandasnya.
Hal serupa diungkapkan petani lain, Imam Mustofa, serangan hama tikus kali ini sangat tidak wajar. Jika biasanya menyerang selama beberapa hari paska tanam, di musim tanam kali ini tikus menyerang mulai setelah tanam hingga tanaman padi berumur lebih dari dua bulan.
Petani merasa kewalahan menghadapi serangan tikus. Itu masih ditambah lagi dengan serangan hama wereng yang tak kalah ganas. “Kemarin-kemarin masih bisa dikendalikan dan dicegah karena penyerangan hanya di awal tanam, setelah umur satu bulan sudah berkurang sampai tua aman. La ini mulai tanam sampai hampir keluar bulir padinya, tikus tidak berhenti,” ungkapnya.
Terpisah Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Supriyadi mengatakan saat ini Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang menyerang adalah Wereng Batang Coklat (WBC) dan tikus.
Hal ini terjadi karena anomali iklim. Saat ini, karena curah hujan tinggi menyebabkan kelembaban tinggi sehingga perkembangan WBC juga tinggi. Tercatat, luasan lahan padi yang terdampak hama wereng mencapai 21 hektar. Sedangkan untuk hama tikus mencapai 108 hektar.
Pihaknya mengaku telah menggelontorkan bantuan pestisida untuk pengendalian hama wereng sebanyak 185 liter dan untuk pengendalian tikus 875 kilogram. “Petugas selalu mengadakan gerakan pengendalian bersama dengan kelompok tani. Dengan bantuan pestisida tersebut harapannya bisa dilakukan gerakan pengendalian hama di lapangan,” ujarnya.
Menjadi petani di Indonesia saat ini kok rasanya susah banget. Sudah tanaman padinya diserang hama wereng dan tikus, masih dihadapkan dengan sulitnya mencari pupuk bersubsidi dan menghadapi ketidakstabilan harga padi. Lengkap sudah keberadaan petani, seperti sudah jatuh masih tertimpa tangga. (*)