Himpunan Mahasiswa PAUD UMNU Kebumen Gelar Webinar Pembelajaran Generasi Alpha

Webinar dengan tema Pembelajaran Untuk Generasi Alpha (Foto: Wiradesa)

KEBUMEN – Himpunan Mahasiswa PAUD Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen menyelenggarakan webinar bertema ‘Pembelajaran Untuk Generasi Alpha’. Tujuannya sebagai persiapan guru dan orang tua menghadapi generasi alpha di revolusi 5.0.

Webinar dibuka dengan sambutan dari Rektor UMNU Kebumen, Dr Imam Sabiti MPdI. Imam Satibi menjelaskan, zaman alpha sangat dipengaruhi oleh kecerdasan teknologi. Oleh sebab itu, orang tua didorong untuk membangkitkan kemandirian anak agar dapat melihat konten positif. Setidaknya, anak-anak dapat dipantau selalu ketika menggunakan teknologi. “Saya sangat mengapresiasi kepada prodi PAUD yang berhasil menyelenggarakan kegiatan webinar. Semoga setelah ini, dapat diterapkan ilmu di lingkungan sekitar,” ucap Imam Satibi, Sabtu 5 Juni 2021.

Webinar dimulai pukul 10.00 WIB melalui zoom dan live streaming YouTube. Acara ini dimoderatori oleh Ketua Program Studi PAUD UMNU Kebumen yaitu Aprilia Wahyuning Fitri, MPd. Tampil sebagai pemateri Salsabila Hasiana Tanjung, SPd MPd. Dijelaskan olehnya generasi alpha menjadi generasi pertama yang lahir di dunia digital. Generasi yang lahir pada 2010-2025. Karakternya anak-anak cenderung sangat akrab dengan teknologi digital.

Baca Juga:  Tips Membangun Personal Branding Mahasiswa

Kebanyakan anak merasa nyaman dengan teknologi. “Respons mereka juga mudah berpikiran terbuka tentang orang yang berbeda dari dirinya,” tutur Salsabila yang juga dosen PG-PAUD Universitas Negeri Medan. Terkadang, mereka suka menonton video dan musik di gawai orang tuanya. Seiring perkembangan zaman, adanya berbagai aplikasi justru generasi alpha dengan mudah memahami. Akibatnya permainan tradisional kurang dipahami.

Karakteristik generasi alpha antara lain generasi paling terdidik. Kemudian lahir dari orang tua protektif. Berikutnya, mendapatkan fasilitas lengkap khusus pada fasilitas teknologi. Sebagian besar, anak berpikir kritis. “Saat anak berusia 3 tahun, dia sudah merasa berani. Semua dianggap bisa,” terangnya yang juga Ketua Yayasan Bina Insan Gemilang Sumatera. Maka dari itu, kembali lagi orang tua harus memiliki pola pengasuhan yang sesuai karakteristiknya.

Posisi sebagai anak juga memiliki hak dan tanggung jawab yang harus diketahui oleh orang tuanya. Beberapa hak anak seperti bermain, pendidikan, perlindungan, nama, kebangsaan, makanan, kesehatan, rekreasi, persamaan dan peran dalam pembangunan. Selanjutnya tanggung jawab anak adalah beraktivitas sesuai capaian perkembangannya.

Baca Juga:  Bulan Bakti Muharam TP PKK Desa Jatimulyo Berikan Santunan Anak Yatim

Cara agar anak memiliki sikap sosial yang lebih ialah dengan Children do, Children See. Seyogianya, ketika sudah diamanahi menjadi orang tua harus memberi contoh sikap yang baik. Jangan bentak-bentak anak sebab apa yang dilihat olehnya pasti akan selalu terkenang dalam ingatan. Saat anak melihat orang tuanya memberikan contoh yang baik pasti anak akan mudah meniru. Biasakanlah kata maaf, tolong, dan terima kasih. “Semoga dengan ini bisa membantu orang tua untuk mengasuh buah hatinya dengan lebih baik,” pungkasnya. (Nur Anggraeni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *