Ikuti TPA Lansia, Warga Gembongan Kompak Belajar Baca Alquran

Paridi (berkopiah) warga Gembongan tengah belajar membaca Alquran lewat buku iqro di TPA lansia. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Belajar membaca Alquran mulai dari dasar diikuti sejumlah warga Padukuhan Gembongan RT 29 Kalurahan Sukoreno, Sentolo. Mereka kompak belajar bersama dalam wadah Taman Pendidikan Alquran (TPA) lanjut usia (lansia). Meski bernama TPA lansia, pada kenyataannya tak seluruh peserta berusia senja. Banyak diantaranya bahkan masih berusia paruh baya.

Sarwidi, warga Gembongan yang aktif mengikuti kegiatan TPA yang diselenggarakan saban Rabu malam Kamis mengatakan, bila datang semua peserta belajar iqro bisa mencapai 60 orang. “TPA lansia dilaksanakan seminggu sekali saban Rabu malam Kamis di rumah salah satu warga. Malam ini hadir 45-an orang,” tutur Sarwidi kepada wiradesa.co, Rabu 20 Juli 2022 malam.

Dibuka dengan pembacaan Surat Alfatihah diiringi doa menuntut ilmu, acara malam itu dibuka oleh Sugiharto salah satu pengajar iqro yang juga mantan kaum rois Gembongan. Setelah dibuka, prosesi belajar membaca Alquran melalui buku iqro jilid 1-6 dimulai. Warga secara bergantian dibimbing oleh para pengajar yang telah duduk bersila di depan meja. “Para peserta dan pengajar mayoritas masih warga sekitar sini. Walaupun begitu, ada beberapa yang hadir dari luar padukuhan tetapi mayoritas merupakan warga Gembongan,” imbuh Sarwidi.

Penggagas TPA lansia sekaligus sebagai tuan rumah kegiatan sejak pertama kali digelar lima bulan lalu Edi Suryanto mengisahkan proses terbentuknya pembelajaran baca Alquran di rumahnya. Mulanya di masjid Padukuhan Gembongan dirintis pengajian tafsir Alquran tetapi yang datang tidak banyak. Menurut Edi, kehadiran warga ke masjid mengikuti kajian tafsir Alquran jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Dia pun mencari tahu ada apa, kenapa warga tampak kurang antusias mengikuti kegiatan pengajian tafsir Alquran di masjid. Dari proses dialog yang ia lakukan bersama warga, ketemulah pangkal penyebabnya.

Baca Juga:  Empat SRU Dikerahkan dalam Pencarian Korban Laka Laut Pantai Parangtritis

“Banyak warga Gembongan khususnya para bapak yang menyampaikan bila mereka masih belum mampu membaca Alquran sama sekali. Sehingga akhirnya enggan bila harus hadir ke masjid mengikuti kajian,” kata Edi. Edi pun kemudian berinisiatif mengajak warga sekitar tempat tinggal untuk belajar membaca Alquran di masjid tiap malam Kamis. Namun, lagi-lagi ajakan lewat japrian WA itu bertepuk sebelah tangan. Upaya Edi kembali tak beroleh sambutan.

Edi tak patah semangat. Dia kemudian mendatangi rumah tetangga satu persatu. Menanyakan kenapa ajakan belajar membaca Alquran di masjid yang disampaikannya tak mendapat respons positif. “Banyak warga yang mengaku malu khawatir mendapat ledekan. Tetapi mereka bersedia belajar ngaji baca Alquran bila tempatnya tak di masjid. Jadilah teras rumah saya sebagai tempat belajar iqro sejak lima bulan lalu hingga sekarang,” kenang Edi.

Pertemuan pertama, katanya, diikuti sembilan orang dan terus bertambah hingga tercatat di Grup WA sebanyak 60 peserta TPA lansia. Kunci agar peserta mau istikamah datang yakni suasana belajar membaca iqro dibuat santai. Warga dibebaskan memilih pembimbing yang cocok sesuai keinginan. Habis kegiatan ngaji selama kurang lebih dua jam dilanjutkan menikmati hidangan ala kadarnya serta minum teh sembari saling mengobrol akrab tentang apa saja.

Baca Juga:  Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial

“Sudah saya niatkan untuk menyediakan teh dan suguhan ala kadarnya. Tapi tak jarang para peserta membawa bekal sendiri dan dibagikan. Ada juga donatur yang mengirimkan hidangan. Malam ini dari Pak Rendra memberikan mie goreng,” ucap Edi yang menjelaskan, donasi sejauh ini bukan hanya sajian makanan. Karena kesadaran dan rasa simpati, sumbangan lainnya datang berupa meja kayu untuk meletakkan buku iqro atau Alquran saat ngaji, tikar hingga donasi berupa uang.

Edi berencana setelah pembelajaran iqro di TPA lansia berjalan satu tahun, pihaknya akan mengundang narasumber kiai atau ustaz dari luar yang memang ahli untuk memberikan pendampingan membetulkan bacaan warga yang dirasa belum sempurna sekaligus mendampingi warga belajar hafalan surat pendek Juz Amma.

Meski siang hari sibuk dengan berbagai latar pekerjaan, para peserta TPA lansia Padukuhan Gembongan tampak semangat mengikuti pembelajaran. Beberapa warga bahkan mengaku diantar anak mereka yang sudah lebih dulu lancar membaca Alquran. “Kami tak malu meski anak-anak sudah lancar baca Alquran sementara kami bapaknya malah baru belajar iqro. Biasanya kalau siang bapaknya antar-anak ke TPA, malam ini sebaliknya, ada anak yang antar bapaknya ke TPA lansia,” ucap Sarwidi yang sudah masuk iqro jilid 4.

Baca Juga:  Khataman Ngaji Alquran Fadilah, Doa Bersama Dilanjut Ingkungan
Lurah Kalurahan Sukoreno Olan Suparlan (kanan) mengunjungi warga Gembongan yang belajar ngaji di TPA lansia. (Foto: Wiradesa)

Lurah Kalurahan Sukoreno, Olan Suparlan, malam itu mengkhususkan diri menyambangi dan menyemangati warga yang tengah belajar iqro di TPA lansia Padukuhan Gembongan. Dia atas nama pribadi dan sebagai lurah sangat mengapresiasi warga  yang mempunyai niat belajar mengaji di rumah Edi Suryanto. Dia berujar, belajar atau ngaji tak ada batasan umur. Dia berharap lewat kegiatan TPA Lansia akan makin banyak warga yang bisa baca Alquran.

“Kami sangat mendukung dan juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu kegiatan warga di TPA lansia semoga menjadi amal jariyah dan menjadi ladang pahala bagi semua yang telah memberikan bantuan, sekecil apa pun,” ujarnya. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *