SLEMAN – Agar ibadahnya khusuk, jamaah umrah diharapkan memiliki SIM. Karena dengan Sabar, Ikhlas, dan Menolong (SIM) maka prosesi umrah akan berjalan sesuai dengan rukunnya, niat (ihram), tawaf (mengelilingi kabah), sa’i (berjalan bolak-balik Bukit Shafa – Marwah), tahallul (cukur rambu), dan tertib, serta lancar.
“SIM itu bukan Surat Izin Mengemudi, tetapi Sabar, Ikhlas, dan Menolong,” ujar Maryadi, pembimbing umrah dari Alaziz Tour & Travel saat Manasik Umrah di RM Pringsewu Sleman, Sabtu 6 Januari 2024.
Sabar itu mampu mengendalikan diri, tidak marah jika ada jamaah lain yang tidak disiplin atau bertindak tidak sesuai rencana dan mengganggu kekompakan rombongan umrah. Namun sikap sabar itu bukan tidak peduli, tetapi upaya agar ibadahnya tidak terganggu.
Maryadi menceritakan, dulu ada jamaah yang harus dicari kemana-mana, karena saat rombongan akan berangkat umrah dari Madinah ke Mekkah, ada dua orang yang tidak ada. Anggota rombongan sudah berkumpul di depan hotel dan siap berangkat. “Setelah dicari kemana-mana, akhirnya ditemukan masih di dalam kamar, kerokan,” papar Maryadi.
Tentu saja, jamaah yang tidak disiplin ini membuat jengkel jamaah lain. Jika jamaah lain tidak sabar, maka akan terpancing marah dan bisa terus mengumpat saat perjalanan dari Madinah ke Mekkah. Kejadian seperti ini jelas mengganggu proses ibadah umrah.
Selanjutnya Ikhlas itu menerima kejadian atau keadaan di luar rencana. Misalnya, apa yang dijalankan jamaah umrah selama di Madinah dan Mekkah tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan, maka jamaah harus ikhlas.
Pihak penyelenggara umrah, umumnya sudah merencanakan jadwal pemberangkatan secara rinci. Namun, tidak jarang ada perubahan, karena persoalan yang tidak bisa diprediksikan. Misalnya rencana pemberangkatan dari YIA Kulonprogo ke Soetta Jakarta hari Minggu (14/1/2024) pukul 06.00. Namun karena pihak maskapai penerbangan mengundurkan waktu penerbabangan dari Jakarta ke Jeddah, maka keberangkatan dari YIA diundur menjadi pukul 10.00.
“Jadi jadwal yang kami rencanakan bisa saja berubah, disesuaikan dengan situasi dan kondisinya,” jelas Maryadi. Seperti citytour di Madinah dan Mekkah, belum mesti tempat-tempat situs bersejarah itu bisa dikunjungi semua. Jika itu terjadi, para jamaah umrah harus ikhlas.
Sedangkan sikap yang tidak kalah penting, yakni Menolong. Untuk menjaga kekompakan, agar ibadahnya lancar dan khusuk, maka jamaah satu dengan lainnya wajib tolong menolong. Jika ada jamaah perlu obat tertentu dan jamaah lain punya, maka obatnya sebaiknya diberikan.
Pembimbing lainnya, Abu Nafisah (Septian) mengungkapkan setiap mendampingi jamaah umrah, dia pasti membawa tolak angin yang cukup banyak. “Biasanya saya membawa dua atau tiga kotak tolak angin dan di sana ternyata banyak yang membutuhkan,” cerita Abu Nafisah.
Selanjutnya Haryadi mengungkapkan setiap mendampingi jamaah umrah, ada saja yang tertinggal dari rombongan. Ada juga yang dibelikan HP baru dan canggih oleh anaknya, tetapi dia tidak bisa mengoperasionalkan HPnya. Ketika dihubungi tidak dijawab. Sehingga pendamping kesulitan menemukan posisinya.
Pokoknya, kalau belum paham, sebaiknya jangan terpisah dari rombongan. Jika memang tertinggal, maka sebaiknya mengontak muthowif, pendamping atau anggota jamaah lain, dan menunggu di pintu masuk Masjidil Haram, nomor 3. Jangan mutar-mutar mencari.
Selain memiliki SIM, Haryadi juga mengingatkan para jamaah menjaga fisik dan disiplin. Caranya dengan olahraga sebelum berangkat dan saat berangkat membawa obat rutin yang selama ini dikonsumsi dan makan yang cukup untuk memenuhi asupan gizi. “Taati jadwal yang sudah ditentukan. Kalau ada waktu senggang, maka gunakan waktu untuk istirahat,” tegas Haryadi.
Jadwal Perjalanan Umrah
Terkait dengan jadwal perjalanan ibadah umrah, selama 12 hari, Abu Nafisah (Septian) menjelaskan untuk pemberangkatan Ahad 14 Januari 2024, hari pertama perjalanan dari YIA Kulonprogo, Soetta Jakarta, dan Jeddah. Kemudian diteruskan ke Madinah. Hari kedua, pukul 06.00 sarapan terus istirakat di hotel, kemudian dzuhur dan orientasi di seputar Masjid Nabawi. Memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi.
Hari ketiga, citytour di Kota Madinah, mengunjungi Masjid Quba, Kebun Kurma, Jabal Uhud, Masjid Qiblatain, dan Khondak. Tempat-tempat ini merupakan situs-situs Islam. “Di sini, jika bapak ibu membeli barang perlu hati-hati. Biasanya kalau ada kelebihan uang, penjual akan bilang halal, halal. Jika pembeli menirukan halal, maka kelebihan uang itu tidak akan dikembalikan,” jelas Abu Nafisah.
Hari keempat, jamaah masih memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi. Pendamping mengingatkan saat ini suhu di Madinah cukup dingin suhunya 18 derajat Celsius. Diharapkan para Jemaah menyiapkan jaket dan penutup kuping untuk menahan hawa dingin. Hari kelima, jamaah persiapan check out hotel, setelah salat dzuhur dan makan siang, jamaah berangkat umrah ke Mekkah.
Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Umumnya bus akan berhenti di rest area dan jamaah berebut untuk ke toilet. “Toiletnya hanya ada lima, tetapi yang akan memanfaatkan ratusan orang. Maka sebaiknya jamaah perempuan yang didahulukan. Jamaah pria, bawa aqua dan jalan agak jauh, buang air aja di situ,” ujar Maryadi, sambil tertawa.
Hari keenam, sampai di Mekkah, para jamaah orientasi di seputar Masjidil Haram. Kemudian hari ketujuh, memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Biasanya memasuki hari ketujuh, para jamaah banyak yang kelelahan. Maka jamaah perlu membawa suplemen, obat-obatan, dan makanan yang disukai.
Hari kedelapan, citytour di Mekkah, mengunjungi Jabal Tsur, Arofah, Mina, Muzdalifah, dan Ji’ronah. Saat wisata di sini, para jamaah diharapkan jangan banyak membawa uang. Bawa uang secukupnya dan hati-hati menyimpan dompet. Selanjutnya hari kesembilan, memperbanyak ibadah di Masjidil Haram.
Hari sepuluh, citytour ke Thoif, seharian mulai pukul 08.00 sampai ba’da ashar. Di sini, jamaah umrah bisa naik kereta gantung melihat pemandangan indah dan bersejarah bagi umat Islam. Hari kesebelas, setelah salat subuh melaksanakan thawaf wada’ kemudian sarapan pagi dan pukul 10.00 jamaah berangkat menuju Jeddah untuk citytour dan pulang. Hari keduabelas, Kamis (25/1/2024), para jamaah tiba di Jakarta pukul 09.00 dan 14.45 dilanjutkan penerbangan ke YIA Kulonprogo, sampai pukul 16.05 WIB. (Ono)