KEBUMEN – Industri tahu rumahan di Jatimalang, Klirong, Kebumen makin berkembang. Dibawa oleh warga pendatang, usaha tahu kemudian banyak diikuti masyarakat setempat.
“Usaha tahu di Jatimalang sudah berlangsung turun-temurun. Dari belasan produsen kini jumlah pembuat tahu telah mencapai puluhan unit usaha. Perkembangannya sangat pesat,” ucap Kepala Desa Jatimalang, Parjono.
Saat ditemui di Balai Desa Jatimalang, Parjono menjelaskan data pengrajin tahu. Dituturkannya, sekitar 2009-2010 jumlah pengrajin tahu saat itu berjumlah 48 orang. Sampai saat ini, data terakhir yang telah direkap ada sebanyak 72 pengrajin tahu di Jatimalang. “Setiap tahun selalu meningkat. Usaha tahu memang diminati oleh masyarakat,” ujar Parjono yang telah tiga kali menjabat kepala desa itu.
Pemerintah desa dan perangkatnya kemudian mengikutsertakan usaha tahu dalam lomba desa berinovasi. Lomba diadakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) 2019 di tingkat Kabupaten Kebumen. “Alhamdulilah, kami mendapat juara dua dalam lomba tersebut,” urai Parjono kepada wiradesa.co, Senin, 22 Februari 2021. Hadiah dari lomba desa berinovasi sekitar Rp175 juta.
Hadiah tersebut dimanfaatkan, di antaranya para pengrajin tahu diberi modal untuk membeli kedelai. Selanjutnya, setiap pengrajin diberikan bronjong tempat untuk membawa tahu ke pasar. Lalu membuat badan hukum untuk industri tahu. Terakhir, pembangunan Tugu Kampung Tahu Desa Jatimalang.
“Adanya tugu juga secara resmi menandakan bahwa Desa Jatimalang mempunyai sebutan lain yaitu Kampung Tahu,” imbuhnya. Sebagian besar pengrajin tahu di Desa Jatimalang berada di Padukuhan Karangjati. Produktivitas pengrajin tahu di Jatimalang, saban hari mereka menghabiskan 2 ton bahan baku kedelai. Menurut Parjono, pengrajin tahu bekerja 24 jam dan selalu menggunakan waktunya dengan baik. Selain itu, kerja sama yang baik dengan keluarga membuat usaha tahu selalu ditekuni dengan penuh keuletan.
“Pihak desa ingin membranding usaha tahu di Jatimalang. Oleh sebab itu, usaha yang sudah dijalankan secara turun-temurun ini wajib didukung sepenuhnya,” ucap Wiji Sumedi, warga Dukuh Karangjati RT 1 RW 2. Menurut Wiji yang juga sebagai ketua karang taruna, dukungan penuh pemerintah desa menjadikan warga kian giat menggeluti usaha tahu. Dukungan pemerintah desa antara lain berupa pelatihan. Pemerintah desa juga selalu mendengar dan menyerap keluh kesah warga.
Wiji menuturkan, jenis tahu yang diproduksi di Kampung Tahu Jatimalang antara lain tahu kuning, tahu putih, tahu kering/kempot dan tahu panggang. Tahu berbagai jenis tersebut termasuk dalam kategori tahu sayur sebab sering digunakan untuk menyayur. Guna memenuhi kebutuhan produksi, bahan baku kedelai bisa dibeli pengrajin tahu di koperasi, BUMDES, warga yang menjual kedelai dan juga KOPTI (Koperasi Tahu dan Tempe). KOPTI sudah banyak diikuti oleh warga.
Banyak harapan dari pengrajin tahu. Salah satu harapan mereka agar harga kedelai standar. Selain itu, alat yang bisa mengolah tahu menjadi efisien juga sangat dinantikan, hingga mereka dapat mengolah limbah dengan baik. Sedangkan untuk pemasaran, produksi tahu Jatimalang sudah dipasarkan hampir di seluruh wilayah Kebumen. (Nur Anggraeni)