PURWOKERTO – Aneka bibit tanaman buah tertata rapi di pinggir halaman rumah Mulyono. Meski stok tak begitu banyak, bibit tanaman buah seperti kelengkeng berbagai jenis, bibit durian, alpukat, mangga, sanggup membuat halaman rumah di Karangnangka RT 2 RW 3, Kedungbanteng, Purwokerto tersebut terasa adem, hijau segar.
“Kebun bibit yang lebih luas ada di Kranggan, Pekuncen. Banyak varietas alpukat, klengkeng, durian, mangga hingga aneka tanaman buah dalam pot (tabulampot),” tutur sosok yang akrab disapa Kang Mul, Selasa 18 Mei 2021.
Bibit durian misalnya, dia punya koleksi bibit bawor, musangking, duri hitam, durian merah, petruk hingga bibit durian merah unggulan nasional seperti matahari, serta durian lokal. Khusus tanaman durian, Kang Mul telah mengamati sekitar 10 varietas lokal. Varietas tersebut belum punya nama, diambil sampel pohon, daun, tak lupa produksi diamati lalu dibikin deskripsi data.
“Asyiknya mengamati durian, banyak tanaman durian lokasi tak jauh dari petilasan atau makam penggede di masa lalu,” tuturnya. Berwirausaha produksi dan jualan bibit buah-buahan bagi Kang Mul sebuah kebanggaan. Ia berujar, sanad keilmuan perihal bibit buah tak hanya bersumber dari literatur namun dia juga menimba ilmu dari sejumlah praktisi yang dikenal lewat pergaulannya sebagai tukang jualan bibit buah.
“Tukang bibit buah, mungkin kasta pekerjaan yang dianggap rendah namun tak ada beban bagi saya. Yang ada justru bangga meski terkadang hasil tak seberapa. Terlebih di masa seperti saat ini. Pemasaran menurun jauh,” keluhnya.
Meski omzet usaha bibit buah-buahan menurun namun dia optimis pada masa depan pertanian buah-buahan asalkan dikelola profesional, segmen pasar terpetakan jelas, didukung teknologi. “Kebutuhan buah-buahan segar berkembang. Terus buah tropis punya keunggulan rasa. Itu yang membuat saya selalu optimis,” jelasnya.
Untuk menghasilkan bibit buah berkualitas, Kang Mul menjelaskan kiatnya dimulai dari proses produksi bibit. Termasuk pemilihan sumber indukan, induk yang berbuah baru kemudian teknik pembibitan.
“Sebagai tukang bibit, saya tak pernah menjanjikan dalam sekian tahun bibit yang ditanam akan berbuah. Saya katakan tanaman bisa berbuah asal dirawat baik, teknik perawatan dan pemupukan dikuasai, hasilnya akan kelihatan,” imbuhnya.
Menurutnya, perawatan hingga pemupukan tanaman buah perlu diperhatikan lebih detail. Misalnya saat pemupukan, volume pemupukan berbeda-beda, pada saat pertumbuhan, pada saat pembuahan.
“Terkadang pembeli bibit kurang begitu memperhatikan. Terkadang karena pH tanah kurang sesuai mestinya media tanam harus dirombak dulu. Dicek pakai pH meter,” jelas Kang Mul.
Berbagai kendala hingga kegagalan menumbuhsuburkan bibit buah yang dibeli menurut Kang Mul bisa disebabkan berbagai hal. Bisa karena cacing tanah, bisa pula karena sistem pembibitan kurang bagus. Contohnya, ada bagian batang bawah tak sehat. Mencermati hal seperti itu, Kang Mul mengaku dirinya tak mau berhenti pada proses jualan bibit tetapi dia siap berbagi ilmu. Agar standar perawatan setelah bibit pindah ke tangan pembeli bisa dipertahankan. “Yang penting setelah menanam, begitu ada masalah sebaiknya jangan segan bertanya,” harapnya.
Suami Ninung Saefunah menuturkan, produksi bibit buah selama ini dikirim ke sejumlah daerah, seputar Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Sumatera. Sosok yang didapuk sebagai Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) PC NU Banyumas, mengatakan, usahanya juga merambah tanaman buah dalam pot (tabulampot). Meski ditanam pakai pot, asal perawatan baik dan maksimal, produksi buah tak bakal mengecewakan. (Sukron Makmun)