KEBUMEN – Setiap orang mempunyai dasar keahlian tersendiri. Selagi masih muda semangat untuk berkarya harus selalu ditumbuhkan. Seperti halnya Nur Hakim warga RT 02 RW 03, Desa Tanjungsari, Kecamatan Petanahan, pemilik usaha kerajinan tas berlabel kenviago.
Saat wiradesa.co berkunjung di rumahnya, Nur Hakim atau biasa disapa Akim bercerita tentang pengalamannya beberapa tahun yang lalu. Dulunya pernah bekerja di pabrik garmen sekitar dua tahunan. Setelah itu berhenti dan balik lagi ke Kebumen. “Saya kursus jahit di LPK Buluspesantren sekitar 3 bulan,” kata Akim (23) kepada Wiradesa.co, Sabtu, 22 Mei 2021.
Selesai kursus, Akim disalurkan kerja ke Sukoharjo. Di sana tidak menetap terlalu lama. Akhirnya, setelah masa kerja selesai pulang lagi ke Kebumen.
Di daerah asalnya sendiri, Akim memulai usaha tepatnya pada Februari 2020.
Dari kursus menjahit produk tas mulai ditekuni. Dalam waktu dua jam, Akim yang juga lulusan SMA Negeri 1 Klirong dapat menyelesaikan satu tas. Hingga saat ini belum ada yang membantu, semua urusan dari produksi hingga penjualan masih ditangani sendiri. Dari mulai bikin pola, pemotongan serta pemasaran. Cara pemasarannya via online. Jika ada yang memesan akan dibuatkan produk.
Jenis produk Kenviago antara lain dompet leher dihargai Rp 15 ribu, tas slim bag kecil Rp 35 ribu dan tas slim bag besar Rp 50 ribu. Modelnya bisa untuk laki-laki dan perempuan. Beberapa bahan dan peralatan yang dibutuhkan seperti kain cordura. “Harganya 1 meter Rp 22 ribu,” imbuhnya. Kemudian ada ring, resleting, jaring, tali, pengait, filamen dan busa untuk merapikan bagian dalam.
Tips menjahit tas Kenviago menurut Akim. Pertama, buatlah pola pakai kardus terlebih dahulu. Kedua, kain Cordura digelar. Lalu pola yang sudah ada digambar diatas kain. Ketiga, kain dipotong. Setelah itu, dijahit menggunakan mesin jahit. Dijelaskan olehnya, mesin jahit ini dulunya turunan dari simbah. Ciri khas menjahit tas di dalam jahitannya tidak perlu diobras. Terakhir ditutup dengan filamen.
Awal produksi dulu bisa mencapai 90 tas. Namun berikutnya turun 50 tas. Jumlah total produksi dari awal sampai akhir kurang lebih sudah ada 500 produk tas yang laku terjual di pasaran. “Harapan ke depannya produk Kenviago dapat lebih dikenal masyarakat luas,” pungkasnya. (Nur Anggraeni)