SABTU (23/12/2023) sore, puluhan layang-layang mengudara di langit Pantai Parangtritis Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kibaran layangan ini menambah indahnya pantai saat sunset atau matahari terbenam.
Layang-layang beraneka bentuk dan gambar itu produksi warga Padukuhan Karangasem, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul. Karangasem selama ini terkenal dengan kerajinan wayang kulit.
Para perajin menawarkan layang-layang menggapai rejeki di Pantai Parangtritis. Mereka menjajakan hasil karyanya di bibir pantai dan mengibarkan beberapa layangan beraneka bentuk dan gambar ke langit Pantai Parangtritis.
Sukijo, salah satu seniman layang-layang dari Karangasem, mengaku sudah sekitar tiga tahun menjajakan hasil karyanya kepada pengunjung Pantai Parangtritis. Ada berbagai gambar yang ditawarkan, antara lain burung, leak, topeng, dan batman yang diwarnai dengan seni dekoratif.
“Harga laying-layang kami tawarkan mulai dari tigapuluh lima sampai seratus dua lima,” ujar Sukijo saat berbincang dengan Wiradesa.co di Pantai Parangtritis, Sabtu sore. Jika ukuran kecil dan gambarnya simpel harganya Rp 35.000, tetapi jika ukurannya besar dan gambarnya rumit harganya Rp 125.000.
Perajin layang-layang ini mengemukakan tidak setiap hari, karya seninya laku. Namun jika hari Sabtu, Minggu, dan libur nasional, bisa dipastikan layang-layang yang dijual laku. “Kalau liburan rata-rata laku 25 lembar,” ungkap Sukijo.
Jika harga layang-layang per lembarnya rata-rata Rp 50.000, maka Ponijo setiap hari libur memperoleh pendapatan sekitar Rp 1.250.000. Pendapatan yang cukup tinggi bagi warga desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. “Tapi ada juga seharian tidak laku,” kata Sukijo. (*)