Menulis Feature Perlu Rasa

Workshop Penulisan Feature Pariwisata di Hotel Grand Tryas Cirebon, Jawa Barat, Senin 28 November 2022. (Foto: Istimewa)

CIREBON – Menulis feature itu perlu rasa dan salah satu kekuatan rasa itu ada di akhir tulisan. Buatlah ending yang menyentuh, yang berkesan, dan penuh dengan pesan moral. Namun penulis tetap harus berpijak pada 5W1H dan kaidah jurnalistik.

“Boleh kita berimaginasi, tetapi yang kita tulis tetaplah sebuah fakta, semakin banyak data semakin bagus. Tergantung lagi, angel atau  sudut pandang mana yang akan kita angkat, itu bebas saja,” ujar Asro Kamal Rokan pada Workshop Penulisan Feature Pariwisata di Hotel Grand Tryas Cirebon, Jawa Barat, Senin 28 November 2022.

Workshop yang diselenggarakan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Riau berlangsung dua hari, 27-28 November 2022, menghadirkan tiga orang nara sumber yakni Benni Febrianto mewakili Kadis Pariwisata Riau, wartawan senior Asro Kamal Rokan, dan Wakil Ketua Umum SMSI Pusat, Yono Hartono yang sekaligus membuka kegiatan.

Yono Hartono, saat memberi sambutan mewakili Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus, menyampaikan apresiasinya pada SMSI Riau yang telah menyelenggarakan workshop tenik menulis feature pariwisata.

Baca Juga:  Sosialisasi Pendidikan Antikorupsi di SD Muhammadiyah Kayen Condongcatur

“Saya bangga pada SMSI Riau yang bisa menyelenggarakan kegiatan di luar kota. Terus terang, saat pak Ketum minta saya untuk hadir di Cirebon, saya kaget. Pak Ketum bilang, Riau sudah biasa acara di luar. Makanya saya apresiasi, semoga kegiatan ini lancar dari awal sampai akhir,” ujar Yono saat membuka workshop.

Di sesi pertama pemaparan, Kadis Pariwisata Riau diwakili Kabid Pengembangan Pariwisata, Benni Febrianto menguraikan potensi dan destinasi wisata Riau yang tersebar di beberapa kabupaten seperti Istana Siak di Kabupaten Siak, Candi Muara Takus di Kampar, dan Ombak Bono di Pelalawan.

“Banyak destinasi wisata di Riau yang bisa dikembangkan dan dijual. Kita juga punya desa wisata yang terus kita kembangkan infrastrukturnya,” ujar Benni.

Salah satu Desa Wisata di Riau ada di Dayun, Kabupaten Siak. Dayun saat ini tengah dikembangkan menjadi Desa Wisata, karena daya tarik yang dimilikinya. Saatnya nanti, Dayun akan menjadi destinasi wisata  yang dilengkapi berbagai iven/atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung, di mana kehidupan masyarakatnya tetap menyatu dengan tradisi yang berlaku.

Baca Juga:  Fokus Mesiu Sebagai Wadah Belajar Kepenulisan dan Jurnalistik

Pemaparan Benni mendapat tanggapan dua wartawan senior Riau, Kazzaaini dan Helmi Burman. Keduanya mengkritisi pengelolaan pariwisata Riau yang belum terkonsep dengan baik,  sehingga pariwisata Riau belum bisa dijual maksimal ke luar.

Riau sendiri sebenarnya telah memiliki Perda Rencana Induk Pembangunan (RIP) Kepariwisataan Provinsi Riau tahun 2021-2035. Perda ini nantinya akan memuat payung hukum tentang penyelenggaraan pariwisata di Bumi Lancang Kuning. Ini untuk  memudahkan pemerintah daerah menyusun program dalam pengembangan pariwisata.  Sayangnya, hingga kini RIP belum berjalan sebagaimana mestinya.

Sebelumnya, Ketua SMSI Riau, Novrizon Burman menjelaskan, Workshop Penulisan Feature Pariwisata diikuti oleh 46 peserta yang merupakan anggota SMSI Riau. Setelah mengikuti workshop, seluruh peserta diharuskan membuat feature tentang pariwisata di Riau di media sibernya masing-masing.

“Jadi, ilmunya langsung kita implementasikan. Pulang dari Cirebon, kita semua harus membuat feature pariwisata di Riau. Ini bentuk kontribusi SMSI terhadap dunia pariwisata Riau,”  ujar Novrizon.

Novrizon saat memberikan sambutan menjelaskan, workshop merupakan rangkaian dari agenda SMSI di tahun 2022. Sebelum tutup tahun, SMSI juga akan menyelenggarakan Bimtek Pergub Nomor 19 Tahun 2021 tentang kerja sama media. (*)

Baca Juga:  Buka Bersama UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Sanata Dharma, Prof. Syafaatun Almirzanah: Kita Sambung Lagi Setelah Beberapa Waktu Terputus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *