YOGYAKARTA – Pakan ayam menjadi komponen penting bagi peternak karena mampu menghabiskan hingga 60% dari total biaya. Komposisi pakan yang diberikan ke unggas perlu menjadi perhatian khusus agar unggas hasil peternakan dapat mencapai hasil yang maksimal. Pemberian pakan juga tergantung dengan pertumbuhan unggas.
Tingginya persentase kebutuhan biaya pakan dari total biaya akan menyebabkan mudah berubahnya laba peternak. Sedangkan permasalahan harga pakan yang tinggi masih kerap ditemui. Komponen bahan pakan impor yang menyebabkan tingginya harga pakan komersial. Untuk itu perlu adanya inovasi pembuatan pakan unggas untuk mengefisiensikan biaya pakan ternak khususnya bagi petani rakyat.
“Penggunaan aditif pakan atau teknologi fermentasi dapat menjadi salah satu alternatif bagi peternak rakyat untuk mengejar kualitas pakan komersial,” jelas Ir. Nanung Danar Dono, S.Pt., M.Sc., Ph.D. dalam Bincang Desa #35 oleh Desa Apps UGM, beberapa waktu lalu.
Fermentasi merupakan proses yang melibatkan mikroba, substrat, dan ketepatan kondisi lingkungan sehingga mampu mengubah berbagai senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang lebih dapat dimanfaatkan. Suhu, pH, komposisi kimia media, penanaman precursor, proses pencampuran, lama waktu fermentasi, kualitas bahan fermentor merupakan beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses dan kualitas hasil fermentasi.
“Manfaat dari teknologi fermentasi pakan selain dapat meningkatkan kualitas nutrisi bahan pakan juga dapat meningkatkan manfaat bahan pakan,” ungkap Nanung.
Contoh peningkatan kualitas nutrisi yang didapat antara lain adalah meningkatnya kandungan protein, menurunnya kadar serat kasar, menurunnya kandungan senyawa anti-nutrisi, dan menurunnya toxin serta meningkatnya kecernaan pakan. Sedangkan manfaat yang didapatkan yaitu meningkatkan kandungan probiotik dan konsentrasi asam organik, menurunkan pH, dan menurunkan kontaminasi patogen.
Fermentasi pakan yang dapat memperbaiki kinerja pertumbuhan ternak dan meningkatkan ADG (Average Daily Gain) yaitu Lactobacillus fermentum dan Bacillus subtilis dalam fermentasi gandum Aspergillus oryzae dalam fermentasi bungkil kedelai, dan Bacillus subtilis BJ-1 dalam fermentasi biji kapuk, serta Bacillus Subtilis dan A. oryzae dalam fermentasi rumput laut.
Dengan adanya pemahaman mengenai teknologi fermentasi dalam pembuatan pakan ternak diharapkan dapat menjadi alternatif solusi baru yang bermanfaat bagi peternak. (*)