KULONPROGO – Suara azan Isya belum lama berkumandang. Suasana perkampungan di tepi Kali Progo mulai lengang. Aktivitas orang mancing tak terlihat. Debit air tampak naik dan aliran kali terlihat keruh pertanda hujan baru saja mengguyur wilayah di sebelah atas.
Dalam suasana petang yang tenang di tepian Kali Progo, Gutopo (68) memilih tetap tinggal di rumah. Ia tak pergi ke mana-mana. Sembari duduk santai di ruang tamu, dia asyik menyimak tayangan TV digital. “Capek seharian tadi ngarit buat pakan dua ekor sapi. Sudah malam begini hiburannya paling nonton TV,” ucapnya, Jumat 3 Juni 2022.
Gutopo bercerita, dengan modal beli set top box (STB) seharga Rp 300 ribu, siaran TV digital tertangkap baik di rumahnya di Padukuhan Karangwetan RT 19 RW 10, Salamrejo, Sentolo. Lelaki yang juga nyambi mencari batu kali di Sungai Progo depan rumah manakala air tengah surut, hingga hari ini terhitung baru dua bulan menikmati siaran TV digital. “Tadinya belum pasang STB. Agar nangkap siaran TV yang diinginkan dengan gambar jelas seringkali harus putar-putar tiang antena luar. Kalau sekarang tak perlu lagi. Gambar sudah jelas, volume suara dinaikkan sedikit sudah terdengar keras,” jelas Gutopo.
Diterangkan Sedar, anak Gutopo, STB yang dibeli bermerek Matrix Apple DVB T2 yang telah tersertivikasi Kementerian Kominfo. Ditambahkannya, sejak pasang STB, TV lawas merek Sharp yang dibeli lebih dari 10 tahun lalu kini dapat menampilkan tayangan sekitar 30 channel TV digital. Salah satunya TVRI Jateng. “Bapak hobinya menyimak siaran wayang kulit. Kebetulan TVRI Jateng menayangkan siaran saban malam mulai pukul 21.00 hingga 23.00. Cuplikan pagelaran wayang selalu disimak. Sebelumnya siaran TVRI Jateng tak tertangkap pakai antena UHF biasa. Padahal sudah pakai tiang setinggi 12 meter,” kenang Sedar sembari menyebut dulu ayahnya kerap minta diputarkan wayang di YouTube dan agar terdengar jelas, suara disalurkan ke speaker aktif.
Sedar mengakui, tontonan TV sebagai satu-satunya wahana hiburan di rumah kini makin variatif pilihan acara lantaran makin banyak channel yang dapat dijangkau. Ia mengingat sebelum pasang STB hanya ada 5 stasiun TV swasta yang siarannya dapat disaksikan lewat pesawat TV keluarganya yakni Indosiar, RCTI, SCTV, TV One, dan Kompas TV. Sedar mengatakan, pemasangan perangkat STB bukan karena dia paham perihal kebijakan Analog Switch Off (ASO) yang mulai digulirkan. Ia memasang STB atas arahan teknisi perbaikan TV setelah TV milik keluarga hanya bisa menampilkan tayangan gambar tanpa suara. Padahal, booster baru saja ganti baru.
“Hampir satu bulanan tak nonton TV sampai ada duit buat beli STB. Belinya nitip sama teknisi TV sekaligus minta dipasangkan. Ternyata benar apa yang diomongkan. Begitu STB dipasang, suara yang hilang muncul kembali. Channelnya tambah termasuk bisa ketemu channel TVRI Jateng yang kini jadi favorit bapak buat nonton wayang,” ujar Sedar dengan raut wajah berbinar. (Sukron Makmun)