Penting Pendidikan Seks Bagi Anak Difabel

KEBUMEN – Setiap pekan, keluarga inklusif rutin mengadakan pertemuan. Pertemuan salah satunya membahas proses tumbuh kembang pada anak difabel.

“Di sini kami sifatnya mengobrol santai. Setiap pertemuan selalu beda pembahasaannya. Selain itu, antar sesama keluarga inklusif juga senantiasa memotivasi dan saling bertukar pikiran,’’ tutur Muinatul Khairiyah, penggagas Rumah Inklusif, kepada wiradesa.co, Minggu, 7 Maret 2021.

Pada pertemuan siang itu, terlihat beberapa keluarga sudah berkumpul. “Ngobrol santai sambil mendengarkan sholawat membuat suasana menjadi khidmat,’’ jelasnya. Mendengar alunan sholawat membuat salah satu anak difabel tersenyum dan hatinya tenang. Muinatul Khairiyah atau biasa disapa Iin, paham bahwa ketika sholawat diperdengarkan, anak difabel dapat dikondisikan dengan baik.

Pada sesi diskusi kemudian membahas mengenai pentingnya pendidikan seks bagi anak-anak difabel. Dijelaskannya, anak difabel membutuhkan perhatian khusus terutama dari orang-orang terdekat. Ketika seorang anak difabel sudah memasuki usia remaja, pastilah, semuanya mengalamai masa pubertas. Orang terdekat tak boleh beranggapan anak difabel tidak akan mengalami masa pubertas.

Beberapa hal perlu diwaspadai ketika anak difabel sudah memasuki masa pubertas. Diterangkan Iin, tingkah laku sehari-hari harus dijaga. Ketika mempunyai teman dekat harus dipantau. Jangan biarkan bertingkah laku semaunya sendiri. “Orangtua juga hendaknya jangan meninggalkan anak sendiri di rumah. Terkadang, apabila sedang dalam keadaan tidak sadar dari orang-orang terdekat justru akan berbuat yang tidak pantas kepada anak tersebut,’’ tegas Iin sembari selalu memotivasi .

Baca Juga:  Bupati Purbalingga Kukuhkan 239 Kepala Sekolah SD dan SMP

Pendidikan seks bagi anak difabel penting terutama bagi anak perempuan. Harapannya, anak-anak difabel bisa terhindar dari tindak pelecehan seksual. ‘’Kami ingin anak-anak difabel selalu terjaga dan dilindungi,’’ kata Iin.

Oleh sebab itu, duduk bersama sambil ngobrol di Joglo Inklusif semakin menambah manfaat bagi keluarga inklusif. “Rumah Inklusif memang penuh dengan kehangatan. Di sini kami semua keluarga,’’ jelas Muflih Nur Hakim (50), tunanetra anggota keluarga inklusif. Meski tunanetra tapi semangatnya tetap membara. Harapannya, duduk bersama dapat memecahkan masalah yang dihadapi penyandang difabel serta senantiasa menjamin tumbuh kembangnya. (Nur Anggraeni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *