Program SAE Kedelai Hasilkan Panen 2,4 Ton Per Hektar

Demplot penanaman kedelai dengan penerapan Smart Farming. (Foto: UGM)

BANTUL – Produksi kedelai dalam negeri hanya dapat memenuhi ± 10% dari kebutuhan kedelai nasional saat ini. Sepanjang sejarah menunjukkan produksi kedelai nasional tertinggi pernah dicapai sebesar 1,87 juta ton pada 1991 – 1992, namun setelah itu makin menyusut dan makin mengecil volumenya.

Penurunan produksi tersebut menjadikan Indonesia semakin jauh dari swasembada kedelai. Ketergantungan impor kedelai untuk pemenuhan kebutuhan nasional, berdampak seperti kondisi saat ini. Harga kedelai mengalami kenaikan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi perdagangan dunia.

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementrian Pertanian mengembangkan Program Smart Agricultural Enterpise dari Hulu sampai Hilirisasi pada Komoditi Kedelai. Dalam pengembangan tersebut juga bersinergi dengan Dinas Pertanian Pangan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bantul dan Industri Off Taker Kedelai CV. Java Agro Prima dan mitra kelompok petani Desa Selopamioro Kabupaten Bantul dalam penguatan program Pentahelix antara Perguruan Tinggi, Pemerintah dan Industri.

Program SAE Kedelai diinisiasi oleh Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc selaku Penanggung Jawab Kegiatan Penelitian sekaligus sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian dan Dr. Atris Suyantohadi, STP, MT selaku Koordinator Pelaksana Penelitian SAE Kedelai. Tim Periset Fakultas Teknologi Pertanian mengembangkan Platform Monitoring Cuaca dan Iklim pada budidaya Kedelai, intensifikasi regenerative farming untuk peningkatan kualitas mutu benih kedelai, program traceability farming, peningkatan sarana – prasarana pasca panen dan inovasi pengolahan kedelai berupa produksi tempe hemat air.

Baca Juga:  UGM Raih Predikat Informatif Anugerah KIP Selama Empat Tahun Berturut-turut

Panen raya kedelai pada program SAE Kedelai, dilakukan bersama Rektor UGM, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Tim Periset, Pemda DPPKP Kabupaten Bantul, CV. Java Agro Prima, dan Kelompok Usaha Tani di lokasi lahan panen, desa Selopamioro, Kabupaten Bantul, Senin 14 Maret 2022.

“Melalui Program SAE Kedelai telah berhasil memproduksi benih kedelai dengan kualitas yang memenuhi standar pengujian dari Badan Sertifikasi dan Pengawasan Benih (BPSB) Propinsi D.I. Yogyakarta, peningkatan produktifitas hasil panen kedelai yang cukup tinggi mencapai ± 2,4 ton / Ha,” kata Prof Eni Harmayani.

Penerapan hasil penelitian peralatan smart farming kedelai dalam bentuk piranti Field Monitoring System (FMS) di lahan secara realtime, aplikasi traceability farming, metoda intensifikasi Regenerative Farming, dan bantuan peralatan sarana alat ukur N, P, K tanaman di lahan, dan peralatan pasca panen mobile power traser sangat membantu kelompok petani untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas hasil panen.

Program SAE Kedelai dapat meningkatkan kemitraan usaha tani yang saling menguatkan dari sisi penerapan hasil penelitian Fakultas Teknologi Pertnaian, Universitas Gadjah Mada, mitra Industri, dan Pemerintah sehingga terwujud peningkatan produksi kedelai Nasional menuju kemandirian dan kedaulatan pangan melalui komoditas kedelai sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakat. (*)

Baca Juga:  Jalan Sepanjang 75 Meter di RT 20 Padukuhan Karangwetan Dicor Rabat Beton

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *