YOGYAKARTA – Tiga nama calon rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2022-2027 terseleksi dalam Rapat Pleno Senat Akademik untuk menyeleksi calon rektor UGM. Tiga nama tersebut yakni Prof Dr Ir Bambang Agus Kironoto, Prof Dr Eng Ir Deendarlianto ST M Eng dan Prof dr Ova Emilia MMed Ed SpOG (K) PhD.
Rapat Pleno Senat Akademik pada Kamis 12 Mei 2022 di Grha Sabha Pramana diikuti 80 anggota senat akademik UGM dipimpin Ketua Senat Akademik Prof Dr Sulistiowati SH MHum, didampingi Sekretaris Senat Akademik Dr Ir Endy Suwondo DEA. Hadir enam bakal calon rektor Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng, Prof Dr Ir Bambang Agus Kironoto, Prof Dr Eng Ir Deendarlianto ST MEng, Prof dr Ova Emilia MMed Ed SpOG (K) PhD, Prof Dr Sigit Riyanto SH LLM, dan Prof drh Teguh Budipitojo MP PhD.
Ketua Panitia Seleksi Calon Rektor Prof Dr Suratman MSc mengatakan Rapat Pleno Senat Akademik untuk seleksi Calon Rektor dilaksanakan secara luring. Tiga calon terseleksi sudah menandatangani berita acara nantinya akan diserahkan bersama surat pengantar ke Majelis Wali Amanat (MWA) dilanjutkan pemilihan dan penetapan pada 20 Mei 2022.
“Agenda rapat pleno berjalan lancar, diawali pengambilan undian oleh enam bakal calon rektor, presentasi, tanya jawab, dan penilaian oleh anggota senat akademik,” papar Suratman.
Bakal calon rektor, lanjutnya, menyampaikan program kerja, arah dan tujuan sesuai kebijakan umum UGM, serta strategi pencapaian di hadapan panelis dan anggota Senat Akademik UGM. Tim panelis Sekretaris MWA Prof Dr Subagus Wahyuono MSc Apt, Ketua Senat Akademik Prof Dr Sulistiowati SH MHum, Ketua DGB Prof Dr Ir Muhammad Maksum MSc, Rektor UGM periode 2002-2007 Prof Dr Sofian Effendi MPIA dan Rektor UGM periode 2014-2017 Prof Ir Dwikorita Karnawati MSc PhD.
Setelah proses paparan dan tanya jawab dengan panelis lalu dilakukan penilaian oleh semua anggota Senat Akademik yang hadir langsung.
Rektor UGM Prof Panut Mulyono yang turut mengikuti jalannya rapat pleno menilai ketiga nama yang terseleksi merupakan sosok yang sangat bagus dan dia yakin bakal bisa membawa UGM tambah maju, meneguhkan jati diri UGM dan mampu melanjutkan kiprah UGM agar berkontribusi lebih banyak lagi untuk bangsa dan negara serta bagi masyarakat Indonesia. “Kalau bisa UGM bisa menjadi kampusnya Bangsa Indonesia. Jadi ada masalah apa, UGM bisa turut memberi kontribusi untuk bangsa,” harapnya. (Sukron)