KLATEN – Sejak tulisan pertama diupload dan dishare masih banyak yang meragukan, apakah benar relawan pemakaman jenazah suspect dan positif Covid-19 di Klaten benar-benar tidak mendapatkan upah? Wartawan media ini, saat berkunjung ke Mako SAR Klaten, oleh Deni Nurindragani Sekretaris SAR Kabupaten Klaten diperlihatkan dokumen-dokumen administrasi keuangan termasuk bukti penyerahan APD dari Dinas Kesehatan Klaten. Memang benar dari Dinkes diserahkan dalam bentuk barang, baik itu APD dan alat lainnya, tidak pernah ada penyerahan bantuan dalam bentuk dana tunai.
Dan, saat berada di Mako SAR, juga ada bantuan dalam bentuk logistik dari RSI
Klaten. Menurut Deni, bantuan yang diterima, kadang ada dari lembaga atau kelompok bahkan ada perseorangan. “Bahkan kadang di depan pintu SAR tahu-tahu ada pisang satu tandan, atau bahkan pernah ada suatu hari tahu-tahu ada beberapa ekor ayam hidup yang
terikat. Ya begitulah mereka membantu tanpa mau diketahui dari siapa bantuan tersebut. Terus terang hal-hal semacam ini yang membuat kami semakin bersemangat,” tutur Deni yang juga mantan wartawan Jawa Pos Group ini.
Deni dalam kesempatan tersebut menyebutkan bahwa sejak berdiri 20 tahun lalu, dalam setiap operasi kemanusiaan SAR Klaten tidak pernah memungut atau meminta biaya kepada siapa pun apalagi keluarga korban. “Jadi ada covid maupun sebelumnya segala bentuk operasi kemanusiaan adalah gratis, tidak memungut biaya atau menerima upah dari siapa pun. Termasuk di dalamnya operasi kemanusiaan pemakaman jenazah suspect dan positif Covid-19,” tuturnya.
Dicurigai atau dinilai operasi bayaran, sebenarnya bagi anggota SAR Klaten sudah biasa. “Bukan hanya itu, ketika kami membuka pendaftaran relawan SAR Klaten, banyak yang salah diduga. Mereka mengira jadi anggota SAR itu mendapat upah atau gaji dalam setiap operasinya,” ujar Deni yang juga pengusaha alat kesehatan ini. Diceritakannya bahwa saat dibuka lowongan relawan SAR ada 46 orang pendaftar. Namun setelah technical
meeting dijelaskan bahwa ini sifatnya sukarela dan tidak ada gaji atau upah, besoknya yang berangkat ikut pelatihan hanya 27 orang, pun yang bertahan hingga pelantikan tinggal 12 orang relawan saja.
Khusus untuk operasi kemanusiaan pemakaman jenazah suspect dan positif Covid- 19 SAR bertindak sebagai koordinator relawan. Secara keseluruhan jumlah relawan pemakaman yang on call ada 500 personel, yang berasal dari 27 organisasi, paguyuban teritoris dan perseorangan. Mereka berbagai profesi, mereka memiliki pekerjaan rutin masing-masing, tetapi mereka menyatakan siap ketika mendapatkan pembagian tugas atau penugasan setiap saat. “Diantara relawan itu ada yang pekerjaannya adalah bagian pemulasaraan jenazah di sebuah rumah sakit terbesar di Klaten. Selepas jam kerja pasti mampir ke mako SAR, jika ada tugas ya langsung berangkat tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu,” ujar Deni sambil menata mempersiapkan beberapa APD yang akan dipergunakan dalam operasi pemakaman jenazah Covid-19 siang itu.
Meskipun semua relawan selalu siap tetapi tetap harus menjalani screening sebelum menjalankan tugas. “Semua relawan yang akan melaksanakan tugas harus dipastikan sehat. Jangan sampai nanti justru menimbulkan masalah saat bertugas. Jadi tidak hanya semangat saja, tetapi tidak didukung dengan fisik yang prima,” tegas Deni. Pemeriksaan itu meliputi pengukuran tekanan darah, saturasi udara, suhu tubuh serta kebugaran fisik saat itu. Itulah yang membuat relawan pemakaman dari SAR Klaten hingga saat ini tidak ada satupun yang tertular atau terpapar Covid-19.
Kekompakan tim relawan di bawah koordinasi SAR Klaten memang luar biasa, demi menghemat biaya operasional, untuk makan relawan yang bertugas dan yang standby di mako mereka memasak sendiri. “Ya begini ini, rekan-rekan relawan ada yang memasak untuk konsumsi anggota. Masalah rasa jangan ditanya yang penting kenyang,” ungkap Deni sambil mengaja melihat di dapur mako SAR Klaten.
Dan, ternyata bantuan dari masyarakat memang ada yang berbentuk sayur mayur. Ada buncis, kacang panjang kubis dan bentuk sayuran lainnya. “Ya begitu, kami tidak pernah tahu siapa yang memberi bantuan itu, selalu tahu-tahu ditemukan di depan pintu, pagi-pagi dalam bentuk sayur segar kadang juga ada telur juga,” tambahnya. (HB. Budiyanto)