YOGYAKARTA – Tak semua tontonan yang tersaji di layar televisi sesuai dengan tumbuh kembang anak. Sekalipun program siaran televisi itu telah dirancang sedemikian rupa agar dapat masuk pada dunia anak.
Pentingnya kesesuaian tayangan televisi dengan kebutuhan anak disampaikan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY Dewi Nurhasanah. Selain itu, dia menyampaikan perihal waktu atau jam tayang suatu program siaran bagi anak.
“Ada konten-konten yang memang mutlak harus diperhatikan, konten iklan rokok misalnya karena tak sesuai dengan kebutuhan anak maka kalau mau ditayangkan tentu menyesuaikan. Agar pada saat tayang, anak sudah tak menonton,” kata Dewi Nurhasanah, Selasa 14 Juni 2022.
Dewi Nurhasanah menyambut baik kehadiran TV digital, yang mana pada perangkat telah dilengkapi fitur yang memungkinkan para orangtua bisa mengontrol suatu tayangan acara, apakah sesuai bagi anak atau tidak.
Seperti dirilis laman siarandigital.kominfo.go.id, penikmat siaran televisi utamanya orang tua kini bisa lebih tenang dengan adanya fasilitas yang tersemat pada TV digital berupa fitur electronic program guide (EPG). Dengan adanya fitur EPG, para orangtua bisa mengetahui sinopsis suatu acara sebelum ditayangkan. EPG bisa membantu mengontrol, menyeleksi dan memilih tayangan apa saja yang hendak ditonton anggota keluarga. Sudah tentu, menjadikan tayangan televisi lebih ramah terutama untuk anak-anak. Usai melihat sinopsis suatu acara apabila dirasa kurang cocok bagi anak, orangtua tinggal memanfaatkan fitur parental lock.
“TV digital mengusung teknologi lebih canggih. Salah satu keunggulan, adanya kemudahan kontrol konten berdasar kebutuhan anak. Siaran TV digital bakal lebih segmented sehingga orangtua akan dengan mudah menemukan konten ramah anak,” imbuh Dewi Nurhasanah.
Dia sangat yakin nantinya bakal ada TV yang khusus menyiarkan program acara bagi anak. Ibaratnya, belum sepenuhnya beralih ke siaran digital sudah ada stasiun TV yang berfokus pada konten anak.
Dewi Nurhasanah mengimbau, kehadiran fitur EPG sudah semestinya dimanfaatkan dengan baik dan tak disia-siakan, terutama dalam mengawasi dan membimbing anak saat menonton televisi. Menghadapi analog switch off (ASO) paling lambat 2 November 2022, pihaknya turut serta menyosialisasikan kehadiran era baru siaran TV digital kepada masyarakat lewat kegiatan Forum Literasi Media.
“Menyambut tantangan ASO, pertama kesiapan masyarakat. Peralatan harus siap terlebih dahulu. Punya smart tv atau kalau tidak pasang perangkat set top box (STB). Bisa beli atau kalau masuk sebagai penerima bantuan, tinggal mengikuti prosedur untuk mendapat kiriman STB gratis. Kedua, kesiapan mental masyarakat. Masyarakat mesti siap mental menerima tayangan yang lebih banyak, lebih beragam yang disediakan lembaga penyiaran,” ujarnya seraya menyebut pihaknya punya tanggung jawab moral untuk ikut menyukseskan program migrasi dari siaran TV analog beralih ke siaran TV digital. (Sukron Makmun)