Sita Usaha Produksi Nakal, Serahkan ke Koperasi Desa/Kalurahan Merah Putih

Presiden Prabowo Subiantoro saat peluncuran kelembagaan 80.000 KDMP di Bentangan, Wonosari, Klaten, Senin (21/7/2025). (Foto: BPMI Setpres)

KLATEN – Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan dengan tegas akan menyita usaha produksi yang nakal, brengsek, dan menyerahkan asetnya ke Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih agar dikelola untuk kesejahteraan rakyat atau anggota koperasi.

Saat memberikan pengarahan pada Peluncuran Kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Bentangan, Wonosari, Klaten, Senin (21/7/2025), Presiden tampak geram dan marah dengan pengusaha penggilingan padi yang pengoplos beras.

“Pengusaha seperti itu serakah dan perilakunya sudah seperti vampir yang menghisap darah rakyat,” ujar Presiden Prabowo Subianto dengan nada tinggi. Para pengusaha yang mempermainkan rakyat, petani, harus diusut dan dipidanakan.

Pengusaha nakal itu tidak hanya di komoditi beras, tetapi juga minyak goreng, cabai, telor, pupuk, dan kebutuhan pokok masyarakat. Sangat ironis, petani yang bersusah payah menanam, tetapi yang menikmati hanya segelintir orang.

“Bayangkan ada penggilingan padi yang untungnya Rp 2 triliun per bulan. Masak yang menikmati hanya 45 kelompok usaha,” ungkap Presiden. Sesuai Pasal 33 UUD 1945, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan.

Baca Juga:  Minyak Goreng di Ngawi Masih Langka

Selanjutnya cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Dalam arahannya, Presiden Prabowo Subianto, mengemukakan koperasi itu alatnya orang lemah. Untuk mereka yang lemah. Yang kuat tidak mau menjadi anggota koperasi. Mereka lebih memilih membuat PT, korporasi, dan lainnya.

Koperasi itu kopsepnya seperti sapu lidi. Lidi itu jika hanya satu maka akan lemah, tetapi jika puluhan atau ratusan lidi bersatu, maka akan menjadi kuat. Jika bersatu menjadi alat yang bisa membantu.

“Dari lemah menjadi kuat. Ekonomi lemah menjadi ekonomi kuat. Prinsip pelaksanaan koperasi itu gotong royong. Jadi gotong royong itu milik bangsa Indonesia,” papar Presiden, sambil menambahkan yang bersemangat tepuk tangan kok PDIP.

Menurut Presiden Prabowo Subianto, gerakan koperasi seperti itu tidak disukai kaum kapitalis besar, pemodal besar. Karena dianggap saingan. Sudah menjadi kebiasaan, masalah manusia itu ingin berkuasa, hegemoni.

Baca Juga:  Untuk Apa Koperasi Desa Merah Putih Didirikan?

Koperasi menjadi alat untuk berdaulat. Kemerdekaan sejati adalah kemerdekaan ekonomi. Kita punya semuanya, DPR, MPR, DPD, Kejaksaan, Kehakiman, TNI, Polri, dan lembaga tinggi negara lainnya, tetapi kondisinya sekarang rakyat lapar, miskin, belum merdeka. Negara merdeka itu menjamin, memberi kesejahteraan rakyat.

Para perintis atau pendiri bangsa dulu membentuk koperasi, serikat dagang, untuk mensejahteraan rakyat. Yang sampai sekarang terus terjadi, saat petani mangga panen mangga terbaik, tetapi 4 sampai 5 hari tidak ada truk yang mengambilnya. Akhirnya mangga menjadi busuk.

Pupuk yang disubsidi rakyat dan negara, terjadi kelangkaan. Petani padi setiap panen, harganya jatuh. Petani pendapatannya sedikit, tetapi biaya sekolah, rumah sakit, dan kebutuhan lain besar, dan pinjam uang susah. Akhirnya rentenir masuk dan menjerat rakyat miskin.

108 Kopdes Jadi Percontohan

Dalam laporannya Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan sampai saat ini sudah terbentuk 80.061 KDMP yang berbadan hukum. Koperasi Merah Putih bersifat modern, efektif, dan digital. Sebanyak 108 koperasi siap beroperasi dan menjadi percontohan.

Baca Juga:  Melestarikan Tradisi Saparan dengan Berkunjung Keluarga ke Bandongan Kulon dan Sekitar Gunung Andong, Telomoyo, Merbabu dengan Naik Kuda

Pendirian KDMP merupayakan upaya agar untuk memenuhi kebutuhan pangan, negara tidak tergantung impor, mampu berdaulat pangan. “Bapak Presiden selalu mengingatkan kita semua agar berdaulat pangan, air, dan energi, serta adil dan berkelanjutan,” jelas Zulhas.

Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih berupaya memberdayaan petani dan nelayan dengan prinsip gotong royong. Caranya perkuat bidang usaha, gerai sembako, penyaluran LPJ 3 kg, klinik dan apotek desa, simpan pinjam, Gudang, agen pupuk, sarana logistik, pembayaran listrik, dan usaha potensi desa.

Zulhas yang menjadi komandan Satgas Nasional Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih melaporkan banyak koperasi merah putih yang memanfaatkan aset desa. Sudah ada 80.081 koperasi berbadan hukum, dan 108 koperasi siap beroperasi, jadi percontohan.

Satgas Nasional Percepatan Pembentukan KDMP merencanakan 3 bulan ke depan semua KDMP sudah beroperasi, dan 3-4 tahun tumbuh sentra-sentra usaha baru di desa-desa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*)

Tinggalkan Komentar