KULONPROGO – Meski masih tersisa waktu dua bulan lebih menuju penghentian siaran televisi analog di wilayah Provinsi DIY, sebagian masyarakat di Padukuhan Karangwetan mulai beralih kepada siaran televisi digital dengan memasang perangkat Set Tob Box (STB) secara mandiri. Hal itu diungkapkan Suyadi yang membuka jasa servis televisi di rumahnya Padukuhan Karangwetan RT 17 Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo, Kulonprogo.
“Dalam waktu dekat ini, sudah tujuh rumah yang meminta saya bantu pasang STB. Merek yang dipakai tak sama. Sesuai selera dan kemampuan kantong masing-masing. Karena ada berbagai merek. Saran saya kepada mereka, agar memilih yang berlabel SNI,” ucap Suyadi kepada wiradesa.co Rabu 1 Juni 2022 petang.
Sebagai tukang servis televisi, Suyadi mengakui dirinya kerap diminta sekalian mengecek antena televisi, parabola dan kini masyarakat yang masih belum paham sepenuhnya mulai memintanya sekalian memasang STB. Suyadi sendiri mengatakan, ia belum paham betul detail merek STB yang tersertifikasi oleh Kementerian Kominfo. Namun Suyadi buru-buru mengatakan akan berupaya menggali informasi lebih dalam.
“Info tentang Analog Switch Off (ASO) sudah saya dengar. Sementara ini saya mengikuti informasinya lewat grup Facebook. Seperti Grup FB Siaran Digital Indonesia. Memang tak pernah bikin status atau komen namun dari status dan komen yang diunggah bisa menambah informasi dan memberi pencerahan,” ucapnya.
Suyadi yang sudah memasang STB di televisi tabung jadul di rumahnya menuturkan bila ia kini bisa menikmati lebih banyak siaran televisi digital. Hingga kini kurang lebih 31 saluran siaran televisi digital dapat ditangkap setelah memasang perangkat STB. Diakuinya tak semua warga masyarakat di sekitarnya sudah ngeh terhadap ASO. Bagi yang sudah memasang STB, tak sedikit yang memasang akibat ketaksengajaan. Misalnya ketika servis televisi, tangkapan siarannya tetap bures alias tak jelas. “Ketika ada kasus tangkapan siaran tak bagus saya sarankan pasang STB atau mau ganti televisi. Ada juga yang sudah beli STB, antena luar bagus namun tangkapan jelek karena STB belum diprogam. Bagi mereka yang kurang melek elektronik wajar bila masih ada kebingungan. Apalagi generasi tua,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DIY Febriyanto menyambut baik kesadaran masyarakat yang secara mandiri memasang perangkat STB agar dapat menangkap siaran televisi digital. Pihaknya juga getol menyosialisasikan ASO kepada masyarakat antara lain dengan menyampaikan mulai tanggal berapa diberlakukan rencana ASO di DIY.
“Kami mengadakan audiensi ke bupati, walikota tekait dengan ASO, menyampaikan kepada khalayak jadwal diberlakukan ASO di DIY yakni ikut tahap 2 pada 25 Agustus mendatang juga menggandeng kelompok masyarakat seperti Kelompok Informasi Masyarakat (KIM),” jelas Febriyanto.
Sosialisasi progam ASO dari Kementerian Kominfo, lanjut Febriyanto, juga disampaikan via media sosial, lewat rilis ke media cetak, televisi dan media online agar disebarluaskan kepada masyarakat. Febriyanto menambahkan, meski ASO merupakan program dan tanggung jawab pemerintah, pihaknya sebagai wujud perwakilan masyarakat ikut merasa memiliki tanggung jawab sehingga turut menyosialisasikan.
“Kami mengajak partisipasi masyarakat terkait program siaran berkualitas setelah ASO. Karena dipastikan akan makin banyak program setelah jumlah televiai digital kian bertambah,” ucapnya sembari menyebut keuntungan ASO seperti tercapainya diversity of content dan diversity of ownership seperti diamanatkan Undang-undang serta frekuensi yang ditinggalkan bisa dipakai mengembangkan teknologi informasi seperti memaksimalkan koneksi 5 G.
Menyinggung perihal kegagapan masyarakat perihal teknis pemasangan dan setting STB serta serba-serbi seputar ASO lainnya, saat ditanya apakah diperlukan adanya petugas khusus agar membantu masyarakat, Febriyanto mengatakan hal itu masuk ranah Kementerian Kominfo sebagai pemilik program dan pemilik anggaran. “Kami di KPID tak bisa menjangkau lebih tapi kami berupaya maksimal dalam kegiatan sosialisasi ASO,” tutur Febriyanto. (Sukron Makmun)