Tawaran Konsep Abdul Kholik untuk Membangun Jateng

Abdul Kholik (Foto: Istimewa)

SEMARANG – Senator Abdul Kholik menawarkan konsep pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah (Jateng). Jika sebelumnya pembagian zona berbasis daerah karesidenan (musrenbang), kini anggota DPD RI Dapil Jateng membaginya dengan 3 zona, yakni Zona Jateng Utara, Zona Jateng Selatan, dan Zona Jateng Timur.

“Zona Utara berporos di Kota Semarang, Zona Selatan berporos di Kota Purwokerto, dan Zona Timur berporos di Kota Solo,” jelas Abdul Kholik saat menjadi narasumber pada FGD Pers dan Pembangunan di Semarang, Senin 7 Maret 2022. Saat ini pertumbuhan ekonomi di Semarang 5,5, pertumbuhan ekonomi di Purwokerto 4,5, dan pertumbuhan ekonomi di Solo 5,6.

Zona Utara atau wilayah Jateng Utara terdiri dari 16 kabupaten/kota, meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Demak, Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Kendal, Batang, Kota Pekalongan, Pekalongan, Pemalang, Kota Tegal, Tegal, Brebes, dan Temanggung. Total APBD tahun 2021 (miliar) sebesar 35,999,42 (Rp 35,9 triliun).

Zona Selatan wilayah Jateng Selatan terdiri dari 9 kabupaten/kota, meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Banjarnegara, Cilacap, Wonosobo, Purworejo, Magelang, dan Kota Magelang. Total APBD-nya sebesar 21,218,49 (Rp 21,2 triliun)

Baca Juga:  Kenali Tanda dan Bahaya Prolaps Uteri

Zona Timur wilayah Jateng Timur terdiri dari 10 kabupaten/kota, meliputi Kota Surakarta, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Kota Salatiga, Blora, dan Grobogan. Total APBD-nya sebesar 20,798,49 (Rp 20,7 triliun).

Tingkat Kemiskinan

Tingkat kemiskinan Jateng 2021 sebesar 11,79 persen atau 4,11 juta jiwa, turun 0,05 persen poin dibanding September 2020 yang sebesar 11,84 persen. “Dibandingkan tahun 2016, turunnya tingkat kemiskinan di Jateng cukup tinggi,” tegas Abdul Kholik. Karena pada Maret 2016 tingkat kemiskinan di Jateng sebesar 13,27 persen.

Jika dihitung berdasarkan tiga zona, tingkat kemiskinan yang paling tinggi di zona Jateng Selatan. Berdasarkan data BPS 2020, tingkat kemiskinan di Jateng Selatan 14,3 persen. Sedangkan Jateng Timur 11,5 persen dan Jateng Utara sebesar 9,05 persen. Anehnya, pada tahun 2020, realisasi investasi PMDN untuk Jateng Selatan justru tertinggi sebesar 14,997 (juta US $), disusul Jateng Utara sebesar 11,140 dan Jateng Timur sebesar 4,469.

Setelah mencermati data dan membagi Jateng menjadi tiga zona, untuk pembangunan ke depan, Abdul Kholik merekomendasikan, dengan perubahan geopolitik dan geoekonomi mengharuskan Jateng melakukan antisipasi dan penyesuaian kebijakan ekonomi. Kebijakan ekonomi pandemi, meningkatkan produktivitas dengan menekan mobilitas. “Perlu ke arah kemandirian memenuhi kebutuhan produksi,” ujarnya.

Baca Juga:  PKK Condongcatur Laksanakan Program Tes IVA

Jika sebelumnya dari satu poros menjadi tiga poros dengan meningkatkan konektivitas, kolaboratif berbasis kawasan, dan penyederhanaan perencanaan pembangunan (musrenbang) yang meliputi: Jateng Semarang dan kawasan Pantura Jateng menjadi kawasan megapolitan. Jateng Selatan Purwokerto menjadi kawasan agropolitan, dan Jateng Timur/Soloraya menjadi megapolitan.

Pengembangan produk unggulan daerah berbasis kawasan (poros ekonomi-saling memenuhi kebutuhan konsumsi dan produksi), pengembangan dan penerapan teknologi dan rekayasa. Fokus kolaborasi pemberdayaan masyarakat lintas sektoral pusat dengan daerah untuk pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya juga perlu mitigasi ancaman degradasi lingkungan dan kebijakan pembangunan ekonomi hijau (green economy) dan ekonomi biru (blue economy).

Pers dan Pembangunan

Terkait dengan pers, Abdul Kholik mengemukakan pers tidak dapat dilepaskan dari pembangunan, karena pada hakekatnya peran dan fungsi pers adalah sejalan dengan proses dan tujuan pembangunan.

Jurnalisme pembangunan (development journalism) yakni model jurnalisme yang secara kritis mengawasi dan melaporkan pembangunan tentang relevansi, sebuah program pembangunan dengan kebutuhan masyarakat serta kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan.

Dalam implementasinya muatan pers dalam konteks pembangunan harus mencakup aspek yang luas dan tidak terfokus pada isu-isu tertentu, seperti politik, korupsi atau penyelewengan pembangunan, namun juga isu pembangunan ekonomi dan pemberdayaan dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan.

Baca Juga:  Kabur Dari Rumah, Remaja Perempuan Ditemukan Pingsan di Pinggir Jalan

Abdul Kholik mengingatkan Jateng merupakan salah satu dari tiga daerah yang populasinya terbesar di Indonesia. Dua lainnya Jabar dan Jatim. Keberhasilan pembangunan di tiga daerah ini akan sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan secara nasional dan juga sebaliknya. Untuk itu insan pers di Jateng harus berkontribusi untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dan berkeadilan. (Ono)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *