Temu Karya Sastra, Ajang Mengembangkan Bakat Menulis Puisi, Cerpen dan Naskah Lakon

Nico dan Anggita (Foto: Istimewa)

BANTUL – Mengikuti Temu Karya Sastra membawa kesan tersendiri bagi para peserta. Selain pengalaman pertama, beberapa peserta mengikuti even yang digelar Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun ini, untuk kali kedua.

Seperti dituturkan Sebastian Nicholay, siswa SMAN 6 Yogyakarta. Ia mengikuti acara bertajuk Daulat Sastra mengambil kelas penulisan naskah lakon. Mengikuti kelas penulisan naskah lakon, Nicho ingin lebih mengembangkan bakat dalam menulis.

“Dapat informasi mau ada workshop sama ibu dianjurkan untuk ikut. Kebetulan tahun kemarin juga mengikuti even ini. Awal kegiatan masih butuh penyesuaian meski tahun lalu sudah pernah ikut even sama. Kesan-kesannya cukup menyenangkan. Bisa ketemu teman-teman baru,” kata Nicho kepada wiradesa.co, Kamis 23 Juni 2022 di lokasi Temu Karya Sastra yang digelar di Sekolah Anak Alam, Ngestiharjo Kasihan, bantul.

Nicho berharap, acara Temu Karya Sastra dapat berlanjut pada masa yang akan datang. Agar adik-adik kelas yang punya minat terhadap penulisan cerpen, puisi dan naskah lakon berkesempatan mengasah dan memperdalam talenta sastra.

Baca Juga:  Daun Tumbuhan untuk Pewarna

“Meski mungkin sederhana dan dianggap sepele, namun bila ada kesempatan tahun depan saran saya agar adik-adik kelas tak ragu buat mengikuti program ini. Karena ada juga teman-teman yang membuat karya tulisan namun tak ada wadah untuk menambah wawasan dan ilmu dari para narasumber kompeten seperti di Temu Karya Sastra ini,” imbuh Nicho sembari mengatakan, bagi para peserta yang ikut tahun ini agar tetap lanjut buat karya tulis untuk dipublikasi ke media biar tak cuma berkarya untuk diri-sendiri.

Kesan kurang lebih sama juga disampaikan Anggita Noviana Rizki, Siswi SMAN I Sanden Bantul. Anggita mengikuti Temu Karya Sastra atas inisiatif sendiri. Ia yang kebetulan habis lulus Kelas XII sembari menunggu pengumuman masuk perguruan tinggi, berniat mengisi waktu luang dengan ikut kelas penulisan naskah lakon.

“Kebetulan pernah nulis skrip skenario film ‘Kusir’ dan ‘Dwi Matra’ buat ikut Festifal dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLSSN) 2020 dan 2021. Alhamdulillah waktu itu dapat juara dua dan juara pertama. Secara teknis menulis skenario dan naskah lakon sedikit beda. Di menulis skenario bisa bebas nulis yang penting penyampaian di film luwes. Sedangkan pada naskah lakon pementasannya live pada satu tempat, sehingga perlu membayangkan latar panggung, perangkat musik dan sebagainya,” terang Anggita. (Sukron Makmun)

Baca Juga:  GamaWarni Alat Pewarnaan Kain dan Benang Dengan Pewarna Buatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *