Tiga Hal Penting Saat Mendongeng

Founder Rumah Dongeng Mentari (RDM) Rona Mentari dan Hikmat Kamal (Foto: Wiradesa)

YOGYAKARTA – Ada tiga hal yang sangat penting dalam aktivitas mendongeng, yakni pendongeng (storyteller), cerita (story), dan pendengar (audience). Namun, pada dasarnya setiap orang adalah pendongeng atau pencerita (everyone is a storyteller).

“Everyone is a storyteller. Apalagi seorang guru TK,” ujar Rona Mentari, Founder Rumah Dongeng Mentari (RDM), saat menjadi mentor pada Workshop Mendongeng “Imajinasi Indonesia” melalui daring, Rabu 3 November 2021.

Workshop Mendongeng “Imajinasi Indonesia” yang dilaksanakan 6 kali pertemuan daring oleh Yayasan RDM merupakan Program Organisasi Penggerak dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI). Ada 60 guru dari 20 sekolah Taman Kanak-kanak (TK) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang menjadi peserta.

Pada pertemuan ke-4 Rabu (3/11/2021) menampilkan 2 mentor, Rona Mentari dan Hikmat Kamal. Sedangkan pada pertemuan sebelumnya menghadirkan Regina Stella dan Bagong Soebardjo. Selain mendatangkan 4 mentor, Yayasan RDM juga melibatkan 5 fasilitator, Marhanita N, Sekar Asri Pertiwi, Muhammad Wahyu Walidi, Arifah Bintang Hidayah, dan Putri Utami Dewi Ningtyas.

Rona Mentari menegaskan setiap kita adalah pencerita dan pencerita terbaik adalah seorang guru. Jadi guru-guru TK itu merupakan storyteller terbaik. Usia anak, nol sampai tujuh tahun merupakan masa emas untuk pembentukan karakter. “Para guru TK berperan besar untuk membentuk karakter anak Indonesia,” tegas Rona Mentari.

Baca Juga:  Workshop Mendongeng Program Organisasi Penggerak Rumah Dongeng Mentari: Dongeng Tanpa Ekspresi Itu Hambar

Selanjutnya Hikmat Kamal menjelaskan modal untuk mendongeng, antara lain suara, ekspresi dan gestur, serta emosi. “Suaranya harus jelas, ada dinamika, dan memberi penekanan pada kata tertentu,” papar Kamal. Jelas itu terkait dengan artikulasi. Kejelasan pengucapan kata dan kalimat. Kemudian mengatur tempo, kecepatan saat bertutur.

Hal yang tak kalah penting adalah aksentuasi suara. Dinamika. Mengatur dan membangun kontrol suara. Highlight. Memberikan penekanan pada kata tertentu. Juga mengekspresikan emosi. Membuat suara karakter dalam cerita.

Selanjutnya ekspresi terkait dengan wajah dan gestur berkaitan dengan gerak organ tubuh. Ekspresi terkait dengan bahasa dan emosi yang disampaikan melalui aksi atau gerak tubuh saat menggambarkan situasi.

Peserta Workshop Mendongeng “Imajinasi Indonesia” (Foto: Wiradesa)

Peserta tidak hanya mendapatkan teori tentang mendongeng, tetapi juga diberi kesempatan untuk mempraktikkan. Misalnya bagaimana mengolah suara dengan pernafasan, berlatih ekspresi wajah, dan bercerita dengan dinamika yang menarik.

Salah satu peserta, Yuhana Marsiyem, guru TK Negeri Wonosari semula takut untuk mengikuti Workshop Mendongeng. Tapi setelah diberi motivasi oleh kepala sekolah, dia ikut meski masih dengan perasaan was-was. “Setelah mengikuti workshop Rumah Dongeng Mentari ternyata menyenangkan. Saya banyak mendapat ilmu dan menjadi lebih percaya diri,” kata Yuhana Marsiyem.

Baca Juga:  Dinas Kebudayaan DIY Apresiasi Pagelaran Dongeng Jogja: Panggung Sekolah Hutan Pinussari Panggung Ekspresi Rumah Dongeng Mentari

Lebih mantap dan percaya diri juga dirasakan Sumarti, guru TK Negeri Tepus. “Kami juga banyak mendapatkan ilmu tentang mendongeng. Saya lebih mantap dan percaya diri untuk menanamkan karakter pada anak melalui dongeng,” ujar Sumarti.

Sedangkan Jazimatul, guru TK Negeri Panggang, mengaku sangat senang mengikuti workshop mendongeng. Sebelumnya memang biasa mendongeng di hadapan murid-muridnya. Tapi mendongeng sebisanya saja. Sekarang sudah dengan ekspresi, suara yang jelas, dan dinamika yang terbangun dengan baik.

Pada akhir pertemuan ke-4, mentor memberikan tugas kepada peserta untuk praktik mendongeng di sekolah masing-masing. Lalu menceritakan pengalaman mendongeng di sekolah itu melalui voice note (whatsapp) maksimal 3 menit. Dengan menjawab pertanyaan, bagaimana perasaanmu setelah praktik mendongeng, apa kesulitannya, dan apa yang sudah baik? Voice note pengalaman cerita dikirim paling lambat 7 November 2021. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *