BANTUL – Sejumlah wisatawan keluarga asal Amerika Serikat (AS) terkesan dengan kuliner tradisional saat berwisata ke Bumi Langit, Mangunan, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Karena, mereka tidak hanya merasakan dan menikmati makanan dan minuman tempo dulu, tetapi juga memasak makanan dan meracik sendiri minumannya.
Kuliner tradisional yang menarik perhatian turis asing, yang terdiri dari anak-anak dan orangtua, antara lain makanan Thiwul dan minuman Wedang Uwuh. Mereka tampak bergembira dan bersemangat memasak Thiwul dengan kayu bakar. Cara memasak tradisional ini sangat berbeda dengan apa yang mereka lakukan di negara asalnya.
Para wisatawan juga tampak antusias meracik sendiri bahan-bahan untuk membuat Wedang Uwuh. Mereka baru tahu, kalau ada minuman yang terbuat dari serutan kayu, daun kering, dan bahan-bahan seperti sampah.
“Sengaja, para wisatawan kami libatkan untuk memasak makanan dan minumannya sendiri. Kami menyediakan bahan-bahan dan alat masaknya. Setelah kami beri tahu cara memasak dan meramunya, lantas wisatawan praktik langsung untuk memasak makanan tradisional dan meracik minumannya sendiri,” papar Purwo “Ipung” Harsono, Ketua Koperasi Jasa Noto Wono, Selasa 11 April 2023. Koperasi ini mengelola sejumlah destinasi wisata di Terong, Munthuk, dan Mangunan, salah satunya di Bumi Langit.
Untuk menarik perhatian wisatawan asing, pengelola destinasi wisata Bumi Langit Mangunan, mendisplai sejumlah bahan untuk pembuatan Wedang Uwuh. Setidaknya ada 8 bahan minuman tradisional ini yang dikenalkan kepada wisatawan, dan juga dipaparkan khasiatnya.
Ada 8 bahan untuk membuat Wedang Uwuh. Bahan-bahan yang menarik wisatawan asing itu, yakni kayu secang, jahe, gula batu, cengkeh, daun pala, kayu manis, kapu laga, dan serai. Aneka macam bahan Wedang Uwuh ini memiliki khasiat masing-masing dan jika diramu menjadi minuman yang bagus bagi kesehatan tubuh manusia.
Kayu secang merupakan bahan utama untuk pembuatan Wedang Uwuh. Karena bahan ini mengeluarkan warna merah. Warna khas Wedang Uwuh. Agar mudah diseduk, maka kayu secang itu diserut dulu, kemudian dikeringkan.
Bahan baku lainnya jahe. Biasanya yang bagus jenis jahe merah atau jahe emprit. Agar penggunaannya lama, maka jahe dikeringkan dulu. Kemudian gula batu untuk pemanis. Jika tidak ada gula batu, bisa digunakan gula Jawa atau gula aren.
Lantas kenapa Wedang Uwuh perlu diberi cengkeh, karena cengkeh memunculkan sensasi pedas dan hangat bagi tubuh. Kemudian daun pala itu mengandung minyak atsiri yang mengandung zat antibakteri.
Kalau kayu manis, selain aromanya alami, juga berfungsi melawan bakteri dan jamur. Untuk kapu laga, hampir sama dengan cengkeh untuk mendapatkan sensasi pedas dan hangat. Sedangkan serai yang dikenal sebagai rempah aromatik mengandung zat antiinflamasi, baik untuk tubuh.
Ternyata proses masak makanan dan pembuatan minuman tradisional sangat menarik bagi wisatawan. Apalagi proses memasaknya dengan kayu bakar, bukan kompor gas, dan racikan minumannya dari bahan yang asing bagi wisatawan, menambah penasaran para turis untuk mencobanya. Upaya menarik wisatawan dengan cara unik ini layak dikembangkan oleh pengelola destinasi wisata di Indonesia, khususnya wisata desa yang kental dengan budaya lokalnya. (*)