Asyiknya Mancing di Kali Progo, Bila Beruntung Bisa Angkat Nila dan Sidat

Avicena melempar mata kail memancing ikan di Kali Progo. (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Menuruni lereng kali, menyibak rerimbunan kebun kolonjono di kegelapan malam barangkali tindakan menakutkan bagi sebagian orang. Tetapi bagi para pemancing di pinggir Kali Progo hal itu merupakan tantangan yang mesti dilalui dan dianggap bukan halangan demi mendapat spot memancing yang enak dan bisa mengangkat ikan.

Perjalanan malam memancing ikan di Kali Progo ditempuh Tim Wiradesa.co Avicena dan Aboe Bakar pada Minggu 2 April 2023 malam. Berangkat dari Yogya, Aboe Bakar tiba lebih dulu dan berbuka puasa di Resto Padepokan Kilen Lepen Karangwetan Salamrejo Sentolo. Menyusul berikutnya Avicena tiba di lokasi sekitar pukul 22.00. Alat pancing mereka persiapkan. Avicena membawa tiga joran pancing, perlengkapan kail, timbel buat mancing dalam serta umpan buatan buat mancing teknik casting serta perlengkapan buat mancing kambangan.

Ditemani owner Resto Padepokan Kilen Lepen Edy Cahyono, persiapan memancing memasang kail, stoper dan krincingan makan waktu sekitar satu jam. Di samping alat joran pancing sendiri, dua alat pancing milik Edy Cahyono turut dibawa serta.

Baca Juga:  Pengembangan Kawasan Mina Padi Polaman Mengarah pada Konsep Ekowisata

“Cuaca malam agak mendung. Arus kali termasuk deras. Jadi geser 50 meter ke kanan dari lokasi mancing pertama di bawah Padepokan Kilen Lepen,” terang Aboe Bakar Senin 3 April 2023 pagi.

Sekitar pukul 02.00 krincingan di pancing Avicena menyalak tanda umpan dimakan. Proses tarik-menarik dengan ikan pemakan umpan terjadi. Avicena yang memang terbiasa memancing, tak mengalami banyak kesulitan untuk mengatasi perlawanan ikan. Satu ikan sidat berukuran berat sekitar setengah kilogram panjang sekitar 40 cm berhasil ia angkat. Mancing malam itu dipungkasi pukul 03.00 berlanjut santap sahur di Resto Padepokan Kilen Lepen. Pagi hari, mereka kembali menyisir tepi Kali Progo berharap keberuntungan mengangkat berbagai jenis ikan air tawar seperti nila yang jadi idola para pemancing di Kali Progo.

Diakui Avicena, dia bersama Aboe Bakar serta dibantu Hadi dan Kirom awalnya menyiapkan dua teknik memancing. Memancing dasaran dan kambangan. Umpan dari teknik dasaran beberapa kali dimakan habis sementara teknik kambangan tak satu umpan pun dimakan.

Baca Juga:  Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Siap Bantu Pembangunan Grha Pers Pancasila di Yogyakarta
Aboe Bakar menunjukkan ikan sidat yang berhasil diangkat Avicena saat mancing di Kali Progo. (Foto: Wiradesa)

Lokasi memancing di Kali Progo yang memanjang di Kalurahan Salamrejo seperti di Karangwetan dan Kidulan menjadi spot favorit tidak hanya dari warga setempat yang gemar mancing namun juga disukai pemancing luar daerah. Warga Karangwetan RT 18 Edi Suprayitno yang rumahnya berada di jalur lalu-lalang para pemancing menuju sungai mengatakan, para pemancing di Kali Progo banyak yang berasal dari tempat jauh seperti Borobudur, Magelang, Klaten.

“Mancing bagi yang hobi, merupakan kegiatan yang membahagiakan. Meski mesti duduk berjam-jam di pinggir kali yang sepi tak masalah. Bukan lagi soal dapat ikan atau tidak,” ucap Edi Suprayitno.

Beda dengan para penghobi mancing, Edi hanya mencari ikan di Kali Progo manakala ada waktu luang. Ia terbiasa mencari ikan pakai jala. Selain menunggu di lokasi, ada kalanya para pemancing hanya memasang 5-10 pancing lalu ditinggal dan keesokan hari dicek dapat ikan apa tidak. “Tapi bagi yang memang hobi mancing sekali lagi tak sekadar mencari ikan. Bagi pemancing tipe seperti ini sensasi ikan memakan umpan dan proses tarik-menarik menjadi sesuatu yang dinanti,” imbuhnya sembari mengatakan, tak jarang begitu dapat ikan ketika diminta justru ikan diberikan cuma-cuma. Ada teman mancing belum dapat, bila mau, ikan miliknya diserahkan.

Baca Juga:  BSN Buka Peluang Knalpot Purbalingga Dapatkan SNI

Dikatakan Edi, para pemancing biasanya sudah punya spot favorit masing-masing. Mereka juga membawa bekal makan minum, perlengkapan pendukung, bisa sambil tiduran, duduk, bahkan bawa obat nyamuk bakar. Edi yang lebih suka mencari ikan dengan jala, bila beruntung, ketika ikan banyak menepi, sering mendapat ikan nila dan wader kali. Jenis ikan lain di Kali Progo seperti sidat, beyong dan palung. “Kalau pakai jaring dan jala terbanyak wader dan nila. Ikan yang lain ada tapi lebih sedikit. Sekali dapat bila musim bagus sekitar 2-3 kilogram,” tuturnya.

Guna mempertahankan kelestarian ikan Kali Progo, pihak terkait telah memasang papan pengumuman perihal larangan menangkap ikan memakai bahan kimia, bahan biologis, setrum dan larangan menggunakan alat yang membahayakan kelestarian sumber daya ikan beserta ancaman bagi para pelanggarnya. (Sukron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *