Bening Secyo Winasih, Estetik Tuangkan Dalam Karya

Bening secara otodidak belajar seni lattering, water colour dan siluet (Foto: Wiradesa)

PURBALINGGA – Kuliah di Jurusan Sastra Indonesia, Bening Secyo Winasih (24) mendalami seni, bahasa dan budaya. Menurut lulusan Sastra Indonesia Unsoed sejak awal dia memang menyukai seni. “Dari situ akan muncul estetik. Estetik ini pasti akan ada di setiap karya,” kata Bening Secyo Winasih saat dihubungi Wiradesa.co, Senin, 31 Mei 2021. Apabila estetik sudah diterapkan maka karya akan enak untuk dinikmati.

Saat pertengahan kuliah, Bening belajar otodidak terkait seni lattering, water colour dan siluet. Semua memiliki ciri khas masing-masing. Lattering seni menggambar tulisan lebih dari satu goresan. Lalu siluet ialah gambar berupa manusia, binatang, pemandangan/benda dalam bentuk padat dan biasanya hanya terdiri dari satu warna saja yaitu hitam. Kemudian untuk water colour berupa campuran antara keduanya.

Di samping mencoba hal baru, Bening sering memanfaatkan teknologi dengan baik melihat gambar visual dari Instagram serta aplikasi lain memudahkan untuk mencari ide baru. “Kalau dari Youtube biasanya belajar terkait tutorialnya,” sambung warga Toyareja, RT 05 RW 01, Kecamatan/Kabupaten Purbalingga.

Baca Juga:  Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo Launching Gerakan Depok Memilah Sampah

Menurut Bening, seni berkaitan dengan ekspresi jiwa. Lewat seni dapat diungkapkan dalam bentuk karya. Beberapa material yang diperlukan untuk membuat karya-karyanya antara lain kertas gambar, drawing pan, pensil, penghapus dan penggaris. Selanjutnya, water colour menggunakan kertas sendiri ditambah dengan cat air. Untuk nama kertasnya, water colour paper.

Salah satu karya estetik Bening (Foto: Wiradesa)

Karya Bening biasanya diunggah di akun media sosial Beningku.gallery. Ia baru akan bila ada pesanan. Selanjutnya, ditanyai tulisan dan requestnya akan dibuat yang seperti apa. Jika sudah beres akan dibuat sketsa tentang lattering memakai tipografi. Berikutnya disesuaikan dengan referensi fontnya. Dilanjutkan dengan gambar sketsa menggunakan pensil. Lalu menggunakan drawing pen. Terakhir, tinggal finishing dan merapikan karya.

Sampai sejauh ini tanggapan dari pelanggannya cukup memuaskan. “Sampai-sampai ada yang kaget ketika melihat hasilnya secara langsung ternyata lebih bagus,” imbuhnya. Pesanan biasanya musiman seperti ketika acara pernikahan, ulang tahun dan wisuda. Ukurannya juga bervariasi ada 6R (kecil) harganya Rp 50 ribu, A4 (standar) harganya Rp 100 ribu. Waktu pengerjaan juga menyesuaikan dengan pesanan. Bening berkeinginan, semoga suatu saat nanti dia bisa mempunyai galeri karya sendiri. Dengan begitu, karya Bening bisa lebih dikenal masyarakat luas. (Nur Anggraeni)

Baca Juga:  Wamendes Resmikan Taman Bacaan Desa Digital di Makbon Kabupaten Sorong

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *