Bumbu Fresh, Sedapnya Nasi Goreng dan Pecel Lele Warung Nur Wahid

Nur Wahid menjual aneka kuliner (Foto: Wiradesa)

TUBAN – Nasi goreng menu yang bisa dijumpai di banyak tempat. Sama halnya pecel lele. Namun, berbeda dengan lainnya, menu racikan Nur Wahid (44), pemilik warung yang menjual aneka kuliner termasuk nasi goreng dan pecel lele, memiliki ciri khas tersendiri.

Setiap nasi goreng yang disajikan dari nasi dan bumbu yang fresh. Racikan bumbu yang tepat dan potongan daging ayam, nasi goreng olahan Nur Wahid terasa nikmat dan tak membosankan jika disantap setiap malam.

Sedangkan untuk pecelan, kekuatan rasanya terletak pada racikan sambal yang sedap di lidah. Serta, lele yang disajikan juga benar-benar segar, baru diambil dari ember yang berisi lele hidup. Ketika ada pesanan, baru dibersihkan (dibeteti).

Berdiri sejak 2016, berlokasi di pertigaan bekas ril, Selogabus, Parengan, Tuban, warung ini menyediakan beragam menu seperti nasi (beras) goreng, nasi (jagung) goreng, nasi campur (beras dan jagung) goreng, pecel lele, ayam kampung goreng, bebek goreng dan ati ampela.

“Selain nasi goreng, juga ada beragam menu pecelan atau sambalan. Nah, itu sudah kami lampirkan di menu kami,” tutur Nur pada Minggu, 30 Mei 2021.

Baca Juga:  Bertekad Ubah Nasib, Rasimun Dagang Gorengan

Dari sekian menu yang disediakan, nasi goreng dan pecel lele menjadi menu andalan yang banyak dicari pelanggan. Untuk harga, selain beragam juga terjangkau.

“Kalau nasi goreng seharga Rp 8 ribu, pecel lele Rp 11 ribu, ayam (kampung) goreng Rp 20 ribu, bebek goreng Rp 21 ribu. Itu yang sambalan sudah pakai nasi semua, ya,” jelas Tiah (40), istri Nur Wahid, yang juga ikut berjualan dengan suaminya sedari awal mula dibukanya warung tersebut.

Sedangkan harga minuman, untuk teh dibanderol Rp 2 ribu, minuman jeruk Rp 3 ribu, baik dingin maupun hangat.

Setiap hari, suami istri yang memiliki dua anak tersebut menghabiskan sekitar 15 kg beras. Namun ketika ramai, seperti di musim liburan lebaran, mereka bisa menghabiskan 20 kg beras/hari.

Di dalam tenda warung, mereka juga menyediakan tempat duduk dengan beberapa meja. Ketika pengunjung sangat ramai, mereka menggelar lesehan di pinggir-pinggir tenda. Beratapan langit dengan ditemani susana lalu lalang kendaraan di malam hari, sangat menyenangkan untuk dinikmati.

Baca Juga:  Sewakan Kuda, Sumardi Menunggu Panen Saat Idul Fitri

“Buka setiap hari, kalau tidak berhalangan. Dari pukul 17.00-23.00. Kadang bisa juga lebih dari jam itu. Tergantung situasi dan kondisi,” pungkas Nur di akhir obrolan. (Septia Annur Rizkia)

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *