BANTUL – Kelompok Ternak Sapi Andini Mulyo Demen Jati, Sriharjo Imogiri Bantul, menggemukkan puluhan sapi di kandang kelompok. Di dalam kandang berderet dan terkapling-kapling sapi dipelihara dengan baik oleh para pemiliknya. Kebutuhan pakan hingga vitamin sangat diperhatikan.
Di tahun-tahun sebelumnya, menjelang Idul Adha sapi jenis limousin, sapi PO hingga sapi simenthal tak sedikit yang terjual sebagai hewan kurban.
“Kandang dipakai untuk memelihara sapi. Ada anakan, indukan, dan sapi-sapi yang siap jual saat menjelang Idul Adha untuk sapi kurban,” tutur Sayadi, bendahara kelompok peternakan Andini Mulyo, kepada Wiradesa.co, Kamis 18 Maret 2021.
Saat ini, laki-laki yang berprofesi sebagai juragan peyek itu memiliki tujuh sapi. Dari tujuh sapi, lima sapi sudah siap untuk kurban. “Saya punya tujuh sapi, tapi yang siap untuk kurban hanya lima. Lainnya indukan dan anakan,” kata Sayadi sembari menunjuk salah satu sapi miliknya jenis PO berumur 2,5 tahun ditaksir punya bobot daging 165 kg, telah layak sebagai sapi kurban dengan estimasi harga jual Rp 23 juta.
Untuk penggemukan, sapi diberikan pakan polar, ampas telo, kemudian bekatul. Untuk biaya pakan, setiap hari satu sapi dianggarkan Rp 15 ribu. Sapi diberi vitamin dengan cara penyuntikan, agar sapi tidak gampang sakit. Di samping itu, secara berkala diberi obat cacing.
Para anggota kelompok seperti Sayadi setiap hari banyak mengontrol ternak sapi di kandang. Memberi pakan, membersihkan kandang, terkadang bergotong-royong membangun atau memperbaiki kandang sapi milik anggota kelompok. Di kawasan kandang yang menyewa tanah kas desa, terdapat 43 kandang dihuni 90 sapi. Pemilik sapi setiap tahun menyewa lahan yang digunakan, sebesar Rp 70 ribu. Kandang berukuran 7 kali 7 muat enam sapi.
Setiap malam Rabu Legi, semua anggota kelompok berkumpul membahas perkembangan sapi hingga membayar iuran. “Kami kumpul setiap malam Rabu Legi. Biasanya melakukan iuran Rp 5 ribu setiap bulan. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai bagaimana meningkatkan usaha ternak sapi, dan permasalahan sapi,” katanya.
Para anggota kelompok juga mengikuti asuransi ternak sapi, dengan membayar Rp 40 ribu pertahun untuk satu sapi. “Kemarin kan ada yang kecelakaan, dapat ganti dari pemerintah Rp 10 juta,” katanya.
Mempelihara sapi bagi warga Demen Jati Sriharjo, merupakan pekerjaan sampingan namun hasilnya cukup menjanjikan. Dituturkan Sayadi, pengalaman di tahun lalu dalam satu musim kurban dirinya berhasil menjual 18 sapi. Khusus sapi-sapi tersebut dibeli harga Rp 16 jutaan tiga bulan sebelum musim kurban dan harga jual saat kurban sudah mencapai Rp 21-23 jutaan. Pernah pula sapi Sayadi laku terjual di angka Rp 27 juta. (Syarifuddin)