KEBUMEN – Bertahan hidup di tanah kelahiran terkadang perlu keberanian untuk memulai hal baru. Seperti halnya yang dialami oleh Rasimun (42), warga Desa Penimbun, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen.
Pada mulanya, Rasimun tidak terpikir untuk mencari penghidupan di luar desa. Sebagai warga kampung dia bertahan hidup dengan mengolah lahan pertanian yang tidak seberapa. Namun, tuntutan kebutuhan memaksanya untuk berpikir mencari peluang lain agar ada peningkatan ekonomi.
“Anak saya dua, yang pertama setelah lulus SMP terus mondok di Purworejo. Tapi sekarang sedang di rumah saja. Yang kecil sekarang kelas 4 SD. Saya harus berusaha cari rezeki tetap untuk biaya sekolah mereka,” ucap Rasimun mengawali kisah hidupnya.
Berbekal tekad untuk mengubah nasib, dia memutuskan memboyong keluarga pindah ke kota kabupaten, tepatnya di Kelurahan Bumirejo, Kebumen dengan menyewa sebuah kamar untuk tempat bernaung. Kemudian, dia pun mulai mencoba peruntungan untuk berjualan gorengan. Kegiatan ini dimulai lima tahun yang lalu atau sekitar 2016.
“Tadinya saya hanya kerja serabutan di kampung, hasilnya nggak cukup buat sehari-hari. Punya tanah juga hanya ditanami singkong, sekilo paling laku Rp 2 ribu, jadi saya coba jualan,” ujar Rasimun, Kamis, 25 Februari 2021.
Setiap hari, Rasimun berjualan gorengan seperti bakwan, tempe, cireng dan tahu isi mulai pukul 04.00 WIB di Jalan Ahmad Yani, depan Kantor DPK Kebumen dengan menggunakan gerobak. Jika sedang mujur dagangannya sudah habis terjual pada pukul 10.00 sehingga dia bisa pulang ke kontrakan. Namun, jika sedang sepi dia pun mendorong gerobaknya untuk menjajakan dagangannya langsung ke pelanggan sehingga baru bisa pulang sekitar pukul 11.00. “Saya modal mandiri, kecil saja, setiap hari modal Rp 350 ribu nanti kalau habis jualan jadi sekitar Rp 410 ribu. Alhamdulillah bisa buat menutup kebutuhan,” jelasnya.
Dari hasil berjualan setiap hari, Rasimun mengaku tidak mendapat keuntungan banyak, hanya cukup untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Namun, dia bersyukur karena paling tidak setiap hari selalu ada uang di tangan.
“Yang penting tidak bingung untuk biaya makan dan bisa menyisihkan sedikit untuk membayar kontrakan. Asalkan semua sehat, saya sudah sangat bersyukur,” pungkas Rasimun. (Endah Tri Rachmani)