Buku Untuk Gunungkidul 6.0: Aksi Pelopor Literasi, Membuka Ruang Berbagi

KGM gelar BUG 6.0 tahun 2022. (Foto: KGM)

GUNUNGKIDUL – Komunitas Gunungkidul Menginspirasi melaksanakan kegiatan Buku Untuk Gunungkidul 6.0 tahun 2022.  Project dengan tagline “Pijar Asa, Rayakan Impian, Wujudkan Harapan”, berlangsung pada Sabtu-Minggu, 28-29 Mei 2022 di Omah Inspirasi GM (Soka & Tegalmulyo), TBM Bela Asa (Semanu), Rumah Pintar (Gedangsari), TBM Lentera Permata (Bleberan), dan TBM Kandang Literasi (Banyusoco). BUG dirancang untuk menunjukkan kekuatan literasi dan membuka ruang berbagi.

Bagi, para aktivis Komunitas Gunungkidul Menginspirasi, buku tidak hanya mampu menjadi kekuatan literasi untuk membangun generasi tetapi juga ruang berbagi. Buku dan bacaan tidak bisa dilepaskan dari kerja-kerja pendidikan dan peradaban. Namun sayangnya, menurut OECD budaya membaca masyarakat Indonesia peringkatnya terendah di antara 52 negara di Asia.

Riset dari Program for International Student Assessment (PISA) menunjukkan nilai literasi membaca masyarakat Indonesia rata-rata hanya di poin 493.  Implikasi rendahnya budaya literasi ini tentu berpengaruh terhadap level pengetahuan yang menjadi satu dari tiga aspek utama pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Berbagai daerah dihadapkan dengan permasalahan IPM dan pendidikan, tidak terkecuali di Kabupaten Gunungkidul, wilayah yang berada tidak jauh dari Kota Pelajar sekaligus Kota Pendidikan, Yogyakarta.

Ironi memang, tetapi begitulah realitasnya, menurut data BPS per 2020, peringkat IPM dari Kabupaten Gunungkidul berada di urutan 5 se-DIY dengan skor 70. Posisi ini di bawah  rata-rata DIY sebesar 79,97, tentu juga tertinggal jika dibandingkan Kabupaten Kulonprogo dan Bantul skor 70-80, Sleman dan Kota Yogyakarta skor 82-87. Permasalahan IPM yang rendah tentu tidak bisa dilepaskan dari persoalan keterbatasan akses pendidikan, rata-rata lama sekolah dan ketersediaan infrastruktur pendidikan.

Baca Juga:  Perpusdes Al Hurriyah, Pelopor Literasi Desa

Permasalah mendasar semacam ini tentu menjadi tantangan untuk diselesaikan dan menjadi tanggungjawab bersama, termasuk oleh para pelajar dan kaum muda. Hadir untuk keterlibatan, inisiasi oleh Komunitas Gunungkidul Menginspirasi, dalam 6 tahun terakhir ini secara rutin dan berkelanjutan telah menjalankan project Buku Untuk Gunungkidul (BUG), sebagai upaya penguatan literasi dan minat baca di perdesaan.

KGM berdiskusi dan menginspirasi anak-anak Gunungkidul. (Foto: KGM)

Sejak pertama kali diinisiasi pada tahun 2016 project BUG telah merintis 23 Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sekaligus ekosistem belajar untuk 23 desa di berbagai pelosok Gunungkidul. BUG 6.0 membawa tagline “Pijar Asa, Rayakan Impian, Wujudkan Harapan” sebagai kepercayaan bahwa buku bisa mengubah banyak hal dan kebaikan atas kehidupan.

Sebagaimana dikatakan Naya Sekar Arum,  volunteer dari Youth Forum Gunungkidul, “project BUG membangkitkan kesadaran sosial. Suatu hal baru yang sangat mengesankan’’. Hal senada dituturkan Joko Susilo, sekaligus founder Komunitas Gunungkidul Menginspirasi, “Buku Untuk Gunungkidul adalah wujud kerja kepeloporan untuk pendidikan di perdesaan Gunungkidul. Buku tak hanya jadi kekuatan literasi tetapi juga ruang berbagi”.

Di tengah kondisi pandemi yang mulai membaik dan kelonggaran berkegiatan, BUG 6.0 dikemas dalam kegiatan seperti ekspedisi desa, kelas inspirasi, mini outbound, sharing antar komunitas mengenai keliterasian dan aktivisme pemuda desa, serta ditutup dengan penyerahan donasi buku dan rak perpustakaan.

Baca Juga:  Abuya KH Muhammad Thoha Alawy Al-Hafidz, Ulama Al-Quran Banyumas Tutup Usia

Kemeriahan menyertai setiap sesi acara, sebagaimana diungkapkan Nabila Yuanita, dari Forum Indonesia Muda. “Seru abis sih kegiatan BUG! Meski acaranya sederhana tapi tetap kerasa banget efek baiknya berbagi. Jadi ikut seneng lihat anak-anak ketawa, semangatnya pemuda karang taruna, dan antusias warga sekitar,” ujar Nabila. Peserta yang kebanyakan adalah anak-anak kecil dan pelajar setara jenjang TK-SD-SMP merasa terhibur sekaligus mengisi kegiatan positif di akhir pekannya. “senang, asyik, banyak temannya. Semoga besok bisa bermain bersama kakak-kakak dan teman-teman lagi,” celoteh beberapa peserta di Rumah Pintar.

Di tahun 2022 ini, BUG 6.0 terlaksana di Omah Inspirasi GM (Soka & Tegalmulyo), TBM Bela Asa (Semanu), Rumah Pintar (Gedangsari), TBM Lentera Permata (Bleberan), serta TBM Kandang Literasi (Banyusoco). TBM ini sebagian dirintis oleh anggota Komunitas Gunungkidul Menginspirasi, ada pula yang sudah dikembangkan oleh komunitas lokal.

“TBM ini tidak hanya bermanfaat untuk anak-anak saja, namun juga harapannya dapat bermanfaat untuk masyarakat umum dikarenakan buku yang didonasikan berbagai macam mulai dari buku hiburan hingga buku pelajaran,” ujar Devangga, Ketua GM periode 2021/2022.

Setelah melalui open donasi selama satu bulan, penerjunan ke lapangan terlaksana pada hari Sabtu-Minggu, 28-29 Mei 2022. Mendistribusikan 704 buah buku dan media pembelajaran interaktif dan membelanjakan uang sejumlah Rp 500.000 dari para donatur dalam bentuk rak buku. Karena perubahan adalah tindakan kolektif dan kolaboratif, turut terlibat dari  community partner dari Forum Anak Gunungkidul, Youth Forum Gunungkidul, Forum Indonesia Muda regional Jogja, maupun volunteer individu.

Baca Juga:  Rupbasan Purbalingga Laksanakan Penghijauan dan Sebar Bibit Ikan di Sungai Desa Buara

Sebanyak 20 volunteer terlibat secara aktif dalam kegiatan dan membersamai kurang-lebih 120 anak-anak/pelajar selama kegiatan dua hari. “BUG merupakan kegiatan donasi buku tahunan yang menjadi pengalaman baru, terimakasih telah mengajak Forum Anak Gunungkidul untuk berpartisipasi,” kata Renata Ayu dari Forum Anak Gunungkidul.

Para aktivis KGM. (Foto: KGM)

Kesuksesan BUG 6.0 berkat dukungan dan kolaborasi dari donatur individu maupun mitra lembaga diantaranya KPK RI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta, Human Initiative, Bank BDG, dan Barkasmal Yogyakarta.

Harapan untuk terus melanjutkan project BUG disampaikan salah satunya oleh Sulasto sebagai Kepala Dusun Tegalmulyo disela memberikan salah perpisahan akhir acara. “Semoga kegiatan BUG ini dapat terus berlanjut dan meluas. Karena kegiatan demikian sangat berperan penting untuk memotivasi masyarakat dalam meningkatkan minat literasinya,” ujar Sulasto.

Sebagai agenda tahunan dari Komunitas Gunungkidul Menginspirasi, BUG memang ditujukan untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat khususnya anak-anak, mendorong generasi muda perdesaan untuk berpendidikan, mengembangkan ekosistem belajar melalui taman baca dan tentunya sebagai ruang srawung antar pemuda desa dan memupuk jiwa kepedulian sosial di Gunungkidul. Perubahan bisa dimulai dari hal sederhana, seperti aksi-aksi kecil tetang literasi, dengan bergerak bersama ada banyak perubahan yang bisa dilakukan di sekitar kita. (Dewi Kencana)

Tinggalkan Komentar