YOGYAKARTA – Wakil rakyat, baik di tingkat DPRD maupun DPR RI di Indonesia ternyata dirasakan belum efektif untuk menyalurkan aspirasi rakyat, khususnya tentang kepedulian lingkungan kota. Dengan kondisi seperti ini, sejumlah komunitas peduli lingkungan menyampaikan suaranya dengan cara yang kreatif.
Komunitas ketjilbergerak selama ini menyuarakan kepedulian lingkungan kota, melalui media seni dan pendidikan. “Kami aktif membuat berbagai medium seni dan pendidikan, yang memungkinkan pemuda kota untuk lebih memahami dirinya dan lingkungannya,” ujar Greg Sindana, kepada Wiradesa, Jumat 23 September 2022.
Untuk medium seni, ketjilbergerak, sering membuat mural dengan tema yang kontekstual dengan isu kota. Ada juga musik, video klip, dan berbagai festival. “Ada satu musik dan video klip kami tahun 2015 menjadi soundtrack gerakan kepedulian terhadap ruang terbuka hijau atau ruang publik. Judulnya ‘Sebelum Semua Ruang Diukur Dengan Uang’,” papar Greg Sindana.
Untuk Pendidikan, ketjilbergerak, membuat platform pendidikan yang kontekstual untuk lingkungan kota. Namanya Sekolah Kota. Kurikulumnya dibangun bersama atau dirembug bersama di media sosial.
Selain medium seni dan pendidikan, ketjilbergerak juga membuat Jaringan Kampung Jogja (JKJ). Jaringan ini sebagai wadah belajar bersama tentang berbagai isu yang berkembang dalam lingkup kota.
Aktivis ketjilbergerak, Wahyu Sunaryanto yang sekarang menjadi Ketua RT 50 RW 14 Kampung Jogonegaran, Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta, membuat lorong sayur dengan system vertical garden. Medianya dengan peralon, pot, dan plant wall.
Dengan program “Lorong Sayur”, kini lingkungan di Kampung Jogonegaran terlihat asri, indah, dan nyaman bagi penduduknya. Selain terlihat asri, Lorong Sayur juga punya nilai ekonomis. Jika panen, selain untuk memenuhi kebutuhan sayur warga setempat, juga dijual untuk menambah pendapatan ekonomi warga Jogonegaran.

Pada akhir September hingga awal Oktober 2022, ketjilbergerak kedatangan sejumlah mahasiswa dari University of Peace Costa Rica dan Ateneo de Manila. Mereka akan belajar dan fokus pada isu lingkungan kota.
Agendanya pada 24 September 2022: Sharing isu lingkungan kota bersama mahasiswa University of Peace Costa Rica dan Ateneo de Manila. Kemudian 25 September: Mural bersama pemuda Kampung Jogonegaran. Pada 1 Oktober: Workshop menyoal lingkungan kota bersama pakar lingkungan kota. Selanjutnya 2 Oktober: Kelas Kreatif, belajar menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan kota dengan cara kreatif bersama ketjilbergerak. (*)