GUNUNGKIDUL – Pemerintah Desa Gari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berupaya mewujudkan Desa Gari mandiri internet. Untuk merealisasikan programnya, mulai awal tahun 2021 dibentuk unit usaha Deganet yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mardi Gemi.
“Deganet merupakan salah satu dari tiga unit usaha yang dikelola BUMDes Mardi Gemi. Dua unit usaha lainnya Perusahaan Air Minum Desa (PAMDes) dan Pasar Argo Wijil,” ungkap Septian Nurmansah, Direktur BUMDes Mardi Gemi kepada Wiradesa.co, Rabu 15 September 2021.
Sampai hari Rabu (15/9/2021), sudah ada 80 pelanggan Deganet atau yang memasang internet rumahan (Homy Deganet). Selain itu juga sudah tercatat ada 6.000-an voucher internet dari Deganet yang dipakai oleh warga Desa Gari.
Kepala Unit Usaha Deganet, Herbanu Tri Sasongko, bersama Teknisi Edi Sutrisno, terus berupaya agar warga menggunakan internet dengan memanfaatkan jaringan Deganet. Pengelola meluncurkan program Sengkuyung RT-Ku. Program ini sebagai kontribusi untuk kemajuan RT-Mu melalui penggunaan Deganet.
“Tuku kopi menyang Jepang, pasang wifi ra perlu larang”. Inilah slogan yang ditawarkan Deganet. Biaya langganannya cukup murah. Untuk Paket A dengan kecepatan up to 5 Mbps biayanya Rp 250.000 per bulan. Paket B dengan kecepatan up to 4 Mbps biayanya Rp 200.000 per bulan. Paket C dengan kecepatan up to 3 Mbps biayanya Rp 150.000 per bulan.
Pengelola Deganet menawarkan gratis satu bulan bagi pelanggan baru. Selain itu juga memberikan masukan kontribusi ke kas RT setiap tanggal 21, jika pengurus RT bisa menarik pelanggan.
Hitungannya pelanggan 1 sampai 4 orang, besarnya dana yang langsung masuk ke kas RT yakni jumlah pelanggan kali Rp 2.000. Jika pelanggan 5 sampai 9 orang, kas kontribusi jumlah pelanggan kali Rp 4.000, dan pelanggan di atas 9 orang, kas kontribusi jumlah pelanggan kali Rp 5.000.
Misalnya jika di wilayah RT 01 ada 5 pelanggan Deganet Homy, maka wilayah RT tersebut akan mendapatkan kas sejumlah 5 x Rp 4.000 = Rp 20.000 per bulan. Jika mendapatkan 10 pelanggan, maka kas dana yang masuk ke RT berjumlah 10 x Rp 5.000 = Rp 50.000. “Semakin banyak pelanggan, maka jumlah kas RT transferan dari Deganet akan semakin besar,” tegas Herbanu.
Kepala Desa Gari, Widodo mengajak warganya untuk bangga memakai produk desa sendiri. Dengan memakai jaringan internet dari Deganet, maka warga telah berkontribusi untuk mewujudkan Desa Gari menuju mandiri internet. Program internet berdesa untuk kemajuan desa. “Unit usaha Deganet itu dari kita untuk kita, warga Desa Gari,” jelas Widodo.
Deganet yang digagas dan dijalankan oleh anak-anak muda Desa Gari ini layak diapresiasi. Karena usaha pemasangan internet rumahan itu, selain akan membuka wawasan dan merangsang kreativitas, juga akan meningkatkan kesejahteraan warga desa. (Ono)