Desa Jatimulyo Sabet Juara 2 Lomba Jogo Tonggo Tingkat Jateng

Kepala Desa Jatimulyo Sabit Banani (kiri) menerima penghargaan desa yang dipimpinnya tampil sebagai Juara 2 Lomba Jogo Tonggo Tingkat Jateng, beberapa waktu lalu. (Foto: Wiradesa)

KEBUMEN – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mencanangkan program Jogo Tonggo dalam upaya menghadapi pandemi Covid-19. Program ini digaungkan di seluruh wilayah desa di Jawa Tengah. Para kepala desa antusias dengan program tersebut.

“Jogo Tonggo itu bukan pos keamanan tetapi sebuah event untuk menambah kebersamaan dan kerja sama masyarakat desa. Keakraban itu terlihat lewat adanya gotong royong serta tolong-menolong,” ucap Kepala Desa Jatimulyo Petanahan Kebumen Sabit Banani SH kepada wiradesa.co, Minggu (10/01/2021).

Dalam program Jogo Tonggo, lanjut Sabit, desa mengakurasi kegiatan masyarakat di bidang sosial dan ekonomi dengan cara mempererat rasa setia kawan untuk saling menjaga, dimulai dari tingkat RT.  Di Jatimulyo hal itu diimplementasikan misalnya ketika dijumpai warga positif terpapar Covid-19, warga lain secara sukarela harus siap membantu, tidak malah menjauhi.

“Semua warga tetap gotong-royong menjaga kondisi lingkungan di sekitar, mereka saling mengumpulkan donasi sembako, dilakukan oleh satgas masing-masing RW untuk kemudian disalurkan ke rumah-rumah warga yang anggota keluarganya tengah  menjalani isolasi mandiri,” sambung Sabit.

Baca Juga:  Rizqiana Kembali Terpilih sebagai Ketua Fatayat NU Ranting Tambakagung
Satgas RW menyalurkan bantuan sembako kepada warga yang tengah menjalani isolasi mandiri (Foto: Wiradesa)

Menurut Sabit, isolasi atau karantina tak lantas membuat jalinan komunikasi antarwarga menjadi berkurang atau malah menjadi renggang. Dia selalu memotivasi warga bahwa adanya musibah pandemi ini harus dijadikan sebagai sarana penguat silaturahmi dan gotong-royong antarwarga.

Di Jatimulyo, pemerintah desa bersama masyarakat mencoba agar program Jogo Tonggo terlaksana secara kreatif. “Pada saat semua desa menganggarkan dana untuk membeli dan menyemprotkan desinfektan, di Jatimulyo, kami justru menganggarkan dana untuk memperbaiki posko dan membangun agromini,” ujarnya.

Bermodal dana sekitar Rp7 juta, program sederhana di awal pandemi digulirkan. Warga membuat kebun-kebun sayur berbasis RT dan keluarga. Warga masyarakat menyambut penuh suka cita.

Bantuan sayur dan lauk diperuntukkan bagi warga sebagai wujud gotong-royong dan tolong-menolong menghadapi pandemi (Foto: Wiradesa)

Hasil dari berkebun sangat menguntungkan. Kebutuhan pangan tercukupi. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, warga tak semata mengandalkan bantuan tunai. Sisi positif lain, lingkungan kampung menjadi ijo royo-royo dan lahan pekarangan lebih terawat dengan pemanfaatan lahan yang baik.

“Kondisi pangan kami relatif terjaga di masa pandemi sekarang ini,” imbuh Sabit. Program Jogo Tonggo pun menjadi event membahagiakan bagi warga Desa Jatimulyo. Warga antusias berkebun untuk menjaga ketahanan pangan. Sejak mula Sabit memang mendorong agar event lomba Jogo Tonggo dijadikan sebagai salah satu sarana membangun desa.

Baca Juga:  Banyak Kegiatan DAK Belum Dilelang, Bupati Purbalingga Minta Juni Semua Kegiatan Mulai Dilelang

Menurut Sabit, dia tidak  menjadikan Lomba Satgas Jogo Tonggo Desa dan Kelurahan Se-Jawa Tengah murni  sebagai suatu ajang perlombaan. Dia justru menganggap ajang tersebut sebagai event menjaga ketahanan pangan di masa pandemi sekarang ini. Akhirnya, Jatimulyo menyabet Juara 2 Jogo Tonggo tingkat Jawa Tengah pada akhir Desember lalu. (Nur Aggraeni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *