DESA Wisata Pentingsari di Kalurahan Umbulharjo Cangkringan, Sleman salah satu desa wisata yang banyak mendapat kunjungan dari para wisatawan. Angka kunjungan kini mencapai 2500 hingga 3000 wisatawan dalam sebulan.
Ketua Desa Wisata Pentingsari Ciptaningtias menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber pada Workshop Pengelolaan Homestay Desa di Joglo Padepokan Kilen Lepen, Karangwetan Salamrejo Sentolo Kulonprogo, Sabtu 27 Juli 2024. Menurut Ciptaningtias, di samping fasilitas homestay di Pentingsari ada kegiatan paket wisata keliling desa.
“Jumlah homestay di Pentingsari semuanya ada 80 unit, dengan total 195 kamar,” kata Ciptaningtias.
Di Pentingsari para wisatawan dan tamu homestay akan mendapat pengalaman bertemu masyarakat dengan budaya yang berbeda. Para tamu disambut baik layaknya bagian dari keluarga. Dari keramahan dan sambutan yang nyedulur tak jarang para tamu repeat order atau datang kembali di kesempatan berikutnya.
“Konsep homestay di Pentingsari mengutamakan kekeluargaan. Ruang terpadu dengan ruang utama pemilik homestay. Tamu menjadi bagian dari keluarga,” terangnya.
Ciptaningtias kemudian memaparkan materi berjudul Model Homestay yang Diminati. Dia menjelaskan, fasilitas homestay seperti kamar mandi harus bersih tak harus memakai shower dan water heater. Bila tamu ingin mandi air panas bisa dimasakkan air. Di toilet mesti tersedia tisu.
“Kelihatan sepele, tisu toilet menjadi bahan penilaian manakala ikut lomba desa wisata. Perlu juga pemilik homestay menyediakan buku tamu,” katanya.
Agar para tamu dan wisatawan nyaman, pelayanan, penerimaan tamu mesti diperhatikan. Reservasi dilakukan satu pintu oleh pengelola dari desa wisata.
“Ketika tamu tiba di homestay, ruang kamar harus sudah siap. Sudah bersih, sprei, selimut hingga sarung bantal sudah diganti. Tidak gampang mengelola homestay ketika tamu pulang langsung bersih-bersih untuk menyambut tamu berikutnya,” jelasnya.
Dalam melayani tamu keramahan pemilik homestay menjadi harga mati dan tak boleh ditawar-tawar. Bahkan bila tak siap menerima tamu pemilik homestay disarankan untuk tak usah menerima tamu dari pada membuat kecewa.
Tarif menginap homestay di Pentingsari satu hari satu malam Rp 150 ribu makan dua kali perorang. Meski Pentingsari tak punya destinasi wisata, dengan modal keramahtamahan, kekeluargaan, plus paket atraksi wisata seni budaya, pertanian, petualangan dan ekonomi kreatif, pada 2023, Desa Wisata Pentingsari dengan populasi 143 kepala keluarga berhasil meraup pendapatan Rp 3,3 miliar setahun. Dan dari angka sebesar itu, Rp 1,4 miliar bersumber dari pendapatan homestay.
“Kami jualan paket bukan tiket. Tamu membayar bila mengambil paket kegiatan. Di Pentingsari kami menjual pengalaman karena bukan destinasi,” kata Ciptaningtias sembari menambahkan kunci sukses Pentingsari salah satunya tingginya partisipasi warga untuk desa wisata. Hasilnya kini sudah dirasakan manfaatnya.
Harga paket kegiatan di Pentingsari selama dua hari menginap satu malam termasuk makan perorang sekitar Rp 365 ribu. Paket kegiatan antara lain bajak sapi, trip ke kebun kopi, budidaya ikan, budidaya jamur, belajar gamelan dan belajar menari. Jadi dengan menginap di homestay para tamu akan banyak mendapat pengalaman baru.
Ciptaningtias mengatakan, dari harga bermalam di homestay perorang Rp 150 ribu, pemilik homestay mendapat hak Rp 100 ribu. Sisa Rp 50 ribu masuk ke kas pengelola desa wisata. Sedangkan dari harga paket kegiatan Rp 365 ribu, 10 persen dipotong buat fee marketing.
“Kas yang masuk pengelola desa wisata dikembalikan lagi buat honor pemandu yang mengantar dan mendampingi tamu, sewa aula titik kumpul para tamu dan termasuk buat honor pengurus dari kas yang terkumpul,” imbuhnya.
Di Pentingsari terdapat 7 macam usaha UMKM diantaranya batik dan kopi. Kopi tak lagi dijual mentah tetapi dijual sebagai paket wisata pengolahan hingga pengemasan kopi dengan produk andalan kopi lanang, budi daya jamur, lele.
Dalam workshop yang diikuti 25 anggota dan pengurus Pokdarwis, desa wisata dan pelaku wisata desa di Kulonprogo, tampil pula narasumber Yitno Purwoko dari STIEPAR API Yogyakarta. Yitno mengatakan tinggal di homestay, wisatawan tak sekadar hendak menginap. Di homestay, mereka membeli pengalaman. Meski sederhana malam menginap, pagi menyalakan api gegenen, bakar telo sambil minum teh menjadi suatu pengalaman berharga.
“Di homestay wisatawan datang sebagai tamu, tapi pulang sebagai sedulur. Saking akrabnya bahkan di kemudian hari akan datang lagi,” ucap Yitno. (Sukron)