BANTUL – Tim Dosen UPN Veteran Yogyakarta memberikan bantuan mesin pemarut kelapa dan mesin sablon cup pada Industri Kecil Menengah (IKM) Hana Snack, Kwasen, Srimartani, Piyungan, Bantul. Bantuan sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.
“Meski belum bisa memberikan bantuan dalam skala besar dan banyak ke seluruh pelaku usaha di Kwasen, diharapkan pemberian ini bisa menjadi stimulus bagi pelaku usaha agar lebih berkembang lagi,” kata Ahmad Muhsin, dari UPN Veteran Yogyakarta beberapa waktu lalu kepada wiradesa.co.
Selain memberi bantuan Ahmad Muhsin juga memberi pendampingan usaha dan pelatihan kepada pelaku IKM di Kwasen. “Harapannya, mempercepat proses produksi pelaku usaha dan bisa memenuhi permintaan pasar lebih gesit dan cepat,” ujar Ahmad Muhsin.
Menurutnya, banyak potensi yang harus dikembangkan oleh masyarakat Kwasen yang lokasinya berdekatan dengan pusat perekonomian. Seperti pasar tradisional untuk menjual hasil bumi, menjual keterampilan mereka dan menjual barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Kwasen. Karena itu bersama teman-temannya Ahmad Muhsin memberikan pendampingan, pelatihan agar masyarakat tahu trik, tips dan strategi menjalankan usaha.
Saat ditemui di tempat produksi, Asih dari Hana Snack bercerita usaha yang dijalankannya mengalami peningkatan semenjak memasarkan produk secara online. Pertama kali mengawali usaha, dirinya membuat makanan secara manual. Seiring berjalannya waktu, banyak masyarakat yang melirik usaha makanannya. Dampaknya, Hana Snack kesulitan memenuhi permintaan konsumen, akibat keterbatasan dalam produksi.
Asih mengaku bersyukur terkait bantuan dan pendampingan yang diterimanya. Sebagai pelaku usaha yang fokus menjual jajanan pasar seperti jenang sumsum, jenang biji salak, nogosari dan makanan tradisional jika produksinya dilakukan secara tradisional akan melelahkan. Sehingga dengan mesin yang diberikan akan mampu menghemat waktu, meningkatkan jumlah produksi dan membuatnya tidak lagi kewalahan memenuhi permintaan pasar yang semakin banyak.
“Sangat terbantu sekali dengan bantuan ini. Proses produksi semakin cepat dan hasil lebih banyak daripada biasanya,” tukas Asih. (Irukawa Elisa)