KEBUMEN – Di atas lahan pertanian milik sendiri, Dalkum mengembangkan agrowisata petik buah kelengkeng. Padahal, umumnya buah kelengkeng tumbuh subur dan berbuah maksimal kala dibudidayakan di dataran tinggi. “Sebenarnya, belum lama mengembangkan budidaya kelengkeng. Baru sekitar 3 tahun. Perlahan akan diperbaiki dan ditata kembali hingga pengunjung akan lebih merasa nyaman,” kata Dalkum kepada wiradesa.co, pendiri Sinar Tani, Kamis, 2 September 2021.
Lahan seluas kurang lebih 100 ubin di Karangrejo Petanahan baru ditanami klengkeng sekitar 80 pohon. Dijelaskan olehnya, ke depan akan ditambahkan dengan anggur juga. Bukan hanya itu, saat ini juga sudah ditanami timun serta ada kolam ikan gurame.
Dijelaskan Dalkum, cara menanam dan merawat kelengkeng tak terlalu rumit. Selain jarak tanam ideal, saat menanam jangan terlalu dalam, sesuaikan dengan kondisi lahan. Ketika mulai menanam jangan lupa diberi pupuk. Jenis pupuk biasanya menggunakan pupuk kompos. Terakhir, rawat dan siram. Tunggu sekitar 2 atau 3 tahun, barulah klengkeng akan berbuah. Jarak antara pohon klengkeng satu dengan lainnya sekitar 6 meter
Menurut Dalkum yang juga Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesa Swadaya (P4S) bercerita, kebun kelengken baru panen perdana. Untuk proses panen sekali panen dalam satu kebun secara bersamaan. Akan tetapi, bisa bergantian dari satu pohon ke pohon lain. Jadi, panennya bisa berkelanjutan. Hasil panen pada satu pohon kisaran 20-30 kg.
“Inisiatif membuka Sinar Tani ini berawal dari keinginan pribadi. Dan ternyata budidaya kelengkeng bisa dibuka di Kebumen,” ujarnya. Dengan tiket masuk Rp 5 ribu, pengunjung sudah bisa menikmati suasana di Sinar Tani sambil menikmati kelengkeng new kristal. (Nur Anggraeni)