Kemarau, Peternak di Gunungkidul Kesulitan Penuhi Kebutuhan Pakan Sapi

Foto: Istimewa

REALITAS pemenuhan pakan sapi di Gunungkidul menghadapi persoalan serius dan kompleks. Penelitian yang dilakukan oleh tim mahasiswa UGM baru-baru ini terungkap bahwa keberlanjutan usaha ternak di Gunungkidul sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan harga pakan ternak, terutama pada musim kemarau. Mereka mengidentifikasi bahwa keterbatasan lahan hijauan yang subur dan kondisi tanah karst menjadi faktor utama yang memperparah masalah ini sehingga menyebabkan para peternak membeli pakan di luar Gunungkidul.

Tim mahasiswa UGM tersebut terdiri dari Talitha Anindya sebagai ketua dengan anggota Salma Nur Azizah, Mohammad Rizky Zulfahmi, Nafi’atush Sholikhah, dan Qonita Hafidha di bawah bimbingan dosen Fakultas Peternakan UGM, Dr. Ir. Miftahush Shirothul Haq, S.Pt., IPP., melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) yang didanai oleh Kemendikbud-Ristek.

“Rata-rata peternak di Gunungkidul berternak untuk tabungan yang sewaktu-waktu dapat dijual dan menganggap pola pemeliharaannya menguntungkan,”ujar Miftahush Shirotul Haq, Minggu (14/7).

Kondisi ini diakui oleh salah satu anggota kelompok ternak di Semanu, Gunungkidul, Aji. Ia melihat banyak peternak merasa terjebak dalam siklus pengeluaran yang tidak berujung terutama dalam pembiayaan pakan ternak. Aliran uang yang terus-menerus keluar untuk membeli pakan menjadi masalah utama. Para peternak di Gunungkidul yang mayoritas bekerja sebagai petani harus mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka untuk membeli pakan ternak yang tidak sebanding dengan penghasilan mereka.

Baca Juga:  Pasang STB Tangkap 31 Channel dan Terkoneksi Wifi

Apalagi, saat musim kemarau pakan hijauan sulit tumbuh karena dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya tanah karst yang bersifat keras dan sulit menyerap air. Harga pakan yang semakin mahal membuat sebagian peternak harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit setiap bulannya.

“Setiap musim kemarau, terdapat peternak yang menerapkan sistem ternak makan ternak untuk membeli pakan hijauan demi kelangsungan hidup ternak yang mereka miliki,” ujar Aji.

Program penelitian tim mahasiswa UGM ini disambut antusias oleh para peternak di Gunungkidul khususnya daerah Duwet, Playen, dan Nglipar yang menjadi titik tujuan riset. Melalui penelitian ini diharapkan kesadaran terhadap kondisi sulit yang dihadapi peternak Gunungkidul dapat meningkat sehingga langkah-langkah strategis dapat diambil untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan keberlanjutan usaha ternak di daerah tersebut. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *