KULONPROGO – Para calon jamaah umrah perlu mempersiapkan hati sebelum berangkat ke tanah suci. Ada lima hal, terkait persiapan hati, yang sebaiknya dilakukan, agar ibadah umrahnya mabrur.
Lima persiapan hati itu, pertama merenungkan tujuan hidup. Sebenarnya tujuan hidup di dunia ini untuk apa? Apa benar untuk mengejar jabatan, menumpuk harta, atau mati-matian bekerja untuk urusan duniawi?
Ustadz Abu Ayyub, pembimbing umrah, menceritakan di dekat rumahnya daerah Jalan Gito Gati Sleman ada sebuah rumah yang mewah. Rumahnya bak istana. Jika ditaksir, mungkin pembangunannya menghabiskan dana lima miliaran rupiah. Pemiliknya masih muda, umurnya sekitar 56 tahun.
Setiap lewat di depan rumah itu, Ustadz Abu Ayyub, merasa penasaran, siapa pemilik rumah mewah itu. Namun beberapa hari kemudian, di depan rumah terpasang tenda-tenda dan karangan bunga ucapan belasungkawa.
“Ternyata yang meninggal adalah pemilik rumah mewah itu. Dia hanya menempati rumah mewahnya sekitar empat bulan dan meninggal,” ujar Ustadz Abu Ayuub di hadapan 26 orang jamaah umrah asal Kulonprogo yang mengikuti Manasik Umrah di Pondok Makan Omah Mbeji Kulonprogo, Ahad 24 Desember 2023.
Jamaah umrah dari Kulonprogo yang dikoordinir Alaziz Tour and Travel akan berangkat ke Tanah Suci bersama jamaah umrah dari Sleman dan Jakarta pada 14 Januari 2024. Mereka menjalankan rukun umrah, mulai dari Niat/ihram, Thawaf, Sai antara Shafa dan Marwa, Cukur/Tahallul, dan juga City Tour sampai 26 Januari 2024.
Setelah menceritakan apa yang dilihatnya, Ustadz Abu Ayyub bertanya kepada jamaah umrah. Apa rumah mewahnya itu akan dibawa mati oleh pemiliknya? Jamaah umrah menjawabnya dengan serempak “Tidak”. Lantas apa yang dibawa?
“Yang dibawa itu amal ibadahnya,” jelas Ustadz Abu Ayyub. Jadi tujuan hidup di dunia ini, sebenarnya untuk beribadah. Mencari bekal untuk menghadapi kematian. Taqwa kepada Allah SWT, taat menjalankan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang.
Persiapan hati kedua, menyadari datangnya kematian. Mati itu hal yang pasti. “Orang cerdas itu orang yang banyak mengingat kematian. Orang cerdas itu orang yang mempersiapkan kematian,” papar Ustadz Abu Ayyub.
Para jamaah umroh, termasuk orang pilihan, termasuk orang cerdas. Mereka diposisikan sebagai Duta Allah SWT. Ada tiga hal yang terpilih dan bisa diamanahi sebagai Duta Allah, yakni Jihad Fisabillilah, Haji, dan Umroh. Doa mereka mustajab, apalagi disampaikan di Tanah Suci.
Selanjutnya persiapan hati ketiga, banyak istighfar dan bertaubat. Manusia itu banyak dosa. Dengan dosa, rejeki terhalang. Dengan dosa, ampunan terhalang. Dengan dosa, berkah terhalang, dan dengan dosa, surga akan susah digapainya.
Haji dan umrah itu ibadah penghapus dosa. Pahalanya setara dengan jihad fisabilillah. Namun tidak semua orang terpanggil untuk menjalankan ibadah haji dan umrah. Orang yang berangkat haji dan umrah itu bukan semuanya kaya. Ada pedagang sayur yang pendapatan sehari hanya Rp 50.000 tetapi bisa berangkat haji atau umroh. Ada orang yang kaya, rumah mewah, mobil banyak, tetapi tidak bisa berangkat haji atau umrah.
Persiapan hati keempat, ikhlas sungguh-sungguh ibadah di tanah suci. Manfaatkan sebaik baiknya saat berada di Tanah Suci. Sadarilah manusia banyak dosa. Mohon ampun kepada Allah SWT. Manfaatkan untuk berdoa di Masjidil Haram, di dekat ka’bah, salat di Masjid Nabawi, salat di Raudhah, dan tempat-tempat yang suci.
Persiapan hati kelima, berdoa. Pasrah kepada Illahi agar diberi taufik, kekuatan dan semangat. Karena doa, jamaah umrah atau duta Allah, akan didengar dan dikabulkan. Teruslah berdoa setiap menjalankan rukun umrah. Jaga lisan, jaga ucapan. Akui kesalahan dan bertobatlah.
Agar ibadah umrah mabrur, maka jalankan lima persiapan hati, yakni merenungkan tujuan hidup, sadar akan kematian, banyak istighfar dan bertaubat, ikhlas sungguh-sungguh ibadah, dan berdoa. (Ono)