BANTUL – Pondok pesantren pada umumnya mendidik santri dengan pendidikan berbasis agama, akan tetapi di Pesantren Lintang Songo, berbeda. Pesantren yang berlokasi di Pagergunung, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini selain mengajarkan ilmu agama juga menekankan pendidikan keterampilan.
“Para santri yang mondok, selain kami didik pendidikan agama juga diajarkan cara berwirausaha dengan praktik secara langsung,” jelas KH Heri Kuswanto, pimpinan Ponpes Lintang Songo saat ditemui Tim Wiradesa di Lintang Songo Garden, Minggu (24/1/2021).
Kyai Heri mengatakan pendidikan wirausaha dengan berbagai keterampilan itu diajarkan agar para santri nantinya, setelah selesai nyantri bisa ngaji dan bisa kerja. Jangan sampai hanya bisa ngaji, tetapi bingung cari kerja.
Pendidikan keterampilan atau usaha bisnis berbasis home industry yang digeluti dan dipraktikkan para santri, antara lain laundry, pembuatan es, roti, parut kelapa, giling tepung, dan pembuatan sabun.
Ada berbagai jenis sabun yang dibuat, di antaranya sabun cuci piring, sabun cuci tangan dan sabun laundry. “Untuk mengawali pembuatan sabun dahulu secara otodidak, modal awal Rp 250.000 bisa menghasilkan 100 liter, bahan dan resepnya kita cari di toko kimia,” ungkap Kyai Heri yang juga Ketua LPPNU DIY.
Bahan yang diperlukan untuk pembuatan sabun sebanyak 40 liter, yakni dengan garam 1.200 gram, coto 40 kilogram, foambaster 240 gram, sodium 400 gram, LAS 1.400 gram, Enzim AR 40 gram, teilon 24 gram, devisil 44 gram, pewarna 25 gram, dan parfum 60 gram.
Semua bahan tersebut dicampur dengan air sumur 8 liter dan diaduk secara terus-menerus sehingga semua bahan tercampur. Setelah bahan tercampur dan rata ditambah air sumur lagi sampai 40 liter, sehingga menghasilkan sabun 40 liter. “Proses pembuatan sabun memakan waktu 8 jam, misal membuat dari pagi hasilnya bisa sampai sore,” jelas Kyai Heri.
Untuk pemasarannya, sabun hasil karya santri Lintang Songo dijual ke beberapa hotel di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Selain itu juga memanfaatkan jaringan perguruan tinggi, lembaga pemerintah, organisasi, dan para wali santri.
“Untuk harga penjualan dari kita (ponpes) dibandrol Rp 8000 per botol isi 600 ml, dari sales Rp 9000, sampai di toko Rp 10.000 per botol isi 600 ml,” kata pimpinan Ponpes Lintang Songo, yang pernah mendapat penghargaan ketahanan pangan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 3 Desember 2010. (Andika Fau)